Oleh: Tri Wahyuni
tri_fawra1711@yahoo.com
SUARAMU masih terdengar, mengalun dalam ingatan. Sosokmu terekam jelas, saat hadir di setiap sudut rumah. Masih terasa keberadaanmu, saat kau mengunjungi cucumu. Dirimu hanya berjarak beberapa kilometer dariku. Tapi jasad ini seakan berat berpisah jarak. Tak terbayang, saat diri ini benar-benar mendapati kesunyianmu. Apakah keikhlasan kan mudahku raih?
Apakah aku sudah menjadi anak yang berbakti di matamu, Bu?
Apakah aku benar menyayangimu? Sedang diri ini terperosok jauh, terjerembab di kubangan dosa.
Bukankah doa yang dapat menembus arasy, adalah doa anak yang berbakti, anak yang soleh dan solehah?
Sedangkan aku belum berada di titik itu. Mendekati pun belum. Saat ini aku sedang berusaha, Bu.
Semoga keinginan itu bukan cuma angan palsu. Karena aku benar-benar menyayangimu. Rasa sayang yang sanggup menjadi penyelamat di alam yang berbeda nanti. Ya, saat aku telah berubah menuju manusia yang masuk kriteria anak yang berbakti.
Saat ini doaku, semoga kesehatan menaungimu selalu. Berharap doamu tak terputus untukku. Agar aku tetap berjalan lurus dalam koridor-Nya. Aamiin. []