IMAN itu ada pada amalan hati, lisan dan anggota badan. Sedangkan menjaga kebersihan adalah termasuk pada cabang iman amalan anggota badan. Islam sangat memperhatikan kebersihan luar dan dalam.
Secara zhohir seseorang dianjurkan untuk menjaga kesucian badan, seperti mandi, wudhu, menyucikan diri dari najis dan hadas.
Adapun secara bathin diperintahkan untuk menjaga kesucian hati. Seperti menjaga keikhlasan, kesabaran, tawakal, ridho terhadap qadha Allah, menjauhkan dari hasad, iri, berbohong dan seterusnya.
Allah Ta’ala berfirman,
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ.
Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertaubat dan menyucikan diri. (Al-Baqarah: 222)
Pada ilmu fikih, kebersihan menjadi pembahasan awal yakni BAB thaharah. Dalam bahasa arab ada kata ‘nazhif’ artinya bersih. Sedangkan suci dalam bahasa arab disebut ‘Thohir’. Maka dalam fikih menjaga kebersihan disebut thaharah.
Thaharah dibahas di awal karena memang menjaga kesucian itu adalah syarat diterimanya sholat seseorang yang notabenenya sebagai amalan ‘penentu’ dalam Islam. Maka tidak sah sholat bila thaharahnya tidak benar (wudhu).
BACA JUGA: 8 Perjalanan Setelah Kematian
Sayangnya perkara ini sering disepelekan dan dilalaikan. Beranggapan cukup tahu penjelasan garis besarnya akhirnya luput dari keutamaannya yang banyak.
Dahsyatnya menyepelekan hal yg kecil ini ternyata menjadi sebab seseorang mendapatkan azab kubur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut.” Diriwayatkan oleh Ad Daruquthni.
Diriwayatkan pula oleh Al Hakim, “Kebanyakan siksa kubur gara-gara (bekas) kencing.” Sanad hadits ini shahih.
BACA JUGA: 6 Hal Pengundang Pertolongan Allah kala Menghadapi Badai
Sebaliknya saat betul-betul memperhatikan kesucian diri Allah menjamin dengan masuk surga melalui pintu manapun
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Barang siapa berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian berdoa Asyhadu an laa ilaaha illallaah wahdahuu laa syariikalah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rasuuluhu, maka pintu-pintu surga akan terbuka baginya, dan dia dapat masuk surga dari pintu mana saja.”(HR Muslim)
Wallahu a’lam bi showab. []