DEPOK. Professor Habib Ahmed, The Sharjah Chair in Islamic Law and Finance at Durham University UK, memberikan keynote speech dalam rangkaian agenda Policy-Oriented Research in Islamic Economics and Finance Conference (PRIME) yang diselenggarakan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI).
Mereka berkolaborasi dengan Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Universitas Indonesia dengan tema “Development of Islamic Economic Policies for a More Sustainable Post Pandemic Recovery” pada 18 Juli 2023 di Auditorium R. Soeria Atmadja Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
Dalam paparannya, Professor Habib Ahmed menerangkan tujuan kebijakan dalam Islam adalah meningkatkan/melindungi maqasid al-Syariah untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan kontribusi dari pemerintah, sektor swasta, hingga organisasi nirlaba.
BACA JUGA: 14 Jam Menimba Ilmu, Anak Yatim Ini Ingin Jadi Professor dan Qori
Lebih lanjut, professor juga menggarisbawahi perbedaan penelitian akademis dengan penelitian kebijakan, mulai dari penelitian kebijakan bersifat multidisiplin sedangkan institusi akademis memiliki satu disiplin ilmu struktur mono-disiplin dengan fokus yang sempit.
“Banyak penelitian akademis tidak berorientasi pada impak, padahal seharusnya penelitian akademis menjadi input penting bagi perumusan kebijakan yang tepat,” jelas professor Habib.
Acara ini juga mendapat apresiasi dari Teguh Dartanto, Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, dalam sambutannya menegaskan bahwa FEB Universitas Indonesia juga selalu berkomitmen untuk mendorong tidak hanya penelitian berkualitas tinggi tetapi juga lebih fokus pada dampak masyarakat dari penelitian berkualitas tinggi tersebut.

“Saya percaya program PRIME Conference dapat menjadi salah satu jalan untuk mewujudkan visi tersebut”, jelas Teguh Dartanto.
Ketua PEBS UI, Rahmatina A. Kasri juga memberikan apresiasi yang sama dan berharap setelah berakhirnya konferensi ini, dapat meneruskan pengetahuan, wawasan dan mentransformasikannya ke dalam tindakan yang bermakna serta menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam kebijakan dan praktik-praktik kita.
BACA JUGA: Pendekatan Andrew Rippin dalam Mengkaji Al-Qur’an
Acara PRIME Conference 2023 ditutup dengan pengumuman dua best paper yang disampaikan oleh Dr. Irfan Syauqi Beik selaku Wakil Ketua Umum VI IAEI. Best Paper yang terpilih pertama adalah Ahlidin Malikov dari Westminster University, United Kingdom yang membahas mengenai pertumbuhan UMKM dalam meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja dan mendorong pembangunan yang kerap terhambat akses pembiayaan.
Best paper terpilih kedua adalah Roisatun Khasanah dari Universitas Airlangga, Indonesia yang membahas mengenai Faktor Penentu Niat Berinvestasi di Fintech P2P Lending Syariah di Indonesia. Kedua pemenang best paper PRIME Conference 2023 akan mendapatkan hadiah sebesar Rp 20 juta dan kesempatan untuk mempublikasikan papernya di jurnal yang berafiliasi dengan IAEI. []