AKADEMISI Rocky Gerung menggelar konferensi pers usai kata-kata ‘bajingan tolol’ yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dalam kritiknya menimbulkan kegaduhan. Seperti diketahui, beberapa orang telah melaporkan Rocky Gerung atas hal tersebut.
Dalam konferensi pers yang digelar pada 4 Agustus lalu, Rocky menyampaikan sejumlah hal. Termasuk permintaan maaf karena telah menimbulkan perselisihan di masyarakat.
Berikut poin-poin penting penjelasan Rocky Gerung mengenai ucapan ‘bajingan tolol’.
Gaduh akibat tahun politik
Rocky Gerung menganggap pernyataannya menimbulkan perselisihan di masyarakat antara yang pro dan yang kontra atas frasa ‘bajingan tolol’.
Menurut dia, situasi menjadi kian gaduh karena saat ini adalah tahun politik menjelang Pemilu 2024.
“Jadi tidak ada soal (dengan Jokowi), sekarang pertanyaannya kenapa jadi soal, artinya ada yang ingin bermain di air keruh. Tetapi saya mengerti tahun politik ada yang mengambil keuntungan dari problem ini,”ujarnya.
BACA JUGA: Rocky Gerung Ngaku Dihalangi PDIP Bertemu 2 Ribu Mahasiswa di Yogyakarta, Ini Respons Hasto
Tak Hina pribadi Jokowi
Rocky menegaskan pernyataan ‘bajingan tolol’ tak bermaksud menyerang atau menghina Jokowi secara pribadi. Ia mengatakan bahwa itu adalah kritikan terhadap Jokowi selaku kepala negara.
Rocky yakin Jokowi mengerti hal itu. Sebab, Jokowi tak melaporkan dirinya ke polisi.
“Saya tak mengkritik atau menghina Jokowi sebagai individu, tidak. Karena itu Pak Jokowi ngerti kenapa Pak Jokowi tak mau melaporkan saya. Karena itu kritik terhadap jabatan publik dia. Poinnya di situ,” tutur Rocky.
Dia mengatakan kritik terhadap Jokowi bukan baru dilakukan saat ini saja, melainkan sudah sering di berbagai kesempatan.
“Jadi tidak ada soal (dengan Jokowi), sekarang pertanyaannya kenapa jadi soal, artinya ada yang ingin bermain di air keruh,” ujarnya.
Dekat dengan keluarga Jokowi
Rocky mengaku tak memiliki urusan personal dengan Jokowi dan keluarganya. Ia juga mengaku memiliki berteman dengan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
“Saya tidak punya dendam apa-apa dengan Pak Jokowi. Bahkan saya sudah berkali-kali katakan bahwa anaknya Pak Jokowi berteman dengan saya, dia minta kritik. Saya kritik,” kata Rocky.
“Pak Jokowi mantu saya diundang. Bahkan undangan VIP, tapi saya enggak bisa datang,” imbuhnya.
Diadang massa PDIP
Rocky mengaku mendapat pengadangan dari massa diduga dari PDIP saat hendak menghadiri acara diskusi dengan mahasiwa di Yogyakarta.
“Yang menggemparkan kemarin adalah di Yogyakarta saya dihalangi bertemu kurang lebih 1.500 sampai 2000 mahasiswa di situ, justru itu dihalangi oleh PDIP,” ungkapnya.
“Buat apa menghalangi saya toh kalian partai kalian punya kekuatan untuk mengubah UU di DPR, bawa intelektual, akademisi, kritik sosial tidak boleh bertemu mahasiswa,” ucapnya.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membantah tuduhan tersebut. Ia mengatakan PDIP tidak pernah menghadang Rocky kala hendak bertemu mahasiswa di Yogyakarta.
“Ya, kita enggak pernah mengadang,” kata Hasto di Sekolah DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (5/8).
BACA JUGA: Total 3 Pihak Laporkan Rocky Gerung ke Polda Metro, Ini Ucapan yang Diperkarakan
Sentil Moeldoko
Rocky menyentil pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko yang menyatakan bakal pasang badan untuk Presiden Joko Widodo. Menurutnya, sikap mantan panglima TNI tersebut seperti preman.
“Dia marah juga tuh, pasang badan. Pak Moeldoko relawan? Pak Moeldoko pejabat publik harusnya secara dingin menjelaskan diselesaikan secara hukum. Pasang badan itu seperti preman,” ujarnya.
Rocky juga merasa tak punya masalah dengan pribadi Jokowi maupun Moeldoko. Ia pun menegaskan pernyataannya itu ialah kritik terhadap kepemimpinan Jokowi termasuk kabinetnya.
“Karena saya tak mengarahkan ke pribadi Presiden Jokowi, tapi ke kabinet. Saya enggak dendam ke Moeldoko dan Jokowi,” kata dia. []
SUMBER: DETIK