SEBAGIAN besar penduduk desa di beberapa bagian Maroko yang dilanda gempa bumi bermagnitudo besar, masih terus tinggal di tenda seadanya di areal terbuka. Hingga hari Senin (11/09). Jumlah korban tewas meningkat menjadi lebih dari 2.800 orang.
Tim penyelamat dari Spanyol, Inggris dan Qatar bergabung untuk melakukan pencarian korban selamat dari gempa berkekuatan 6,8 skala richter yang melanda Pegunungan High Atlas pada Jumat (08/09) malam, yang meratakan rumah-rumah yang umumnya dibuat secara tradisional dari bata lumpur.
Televisi pemerintah pada Senin malam melaporkan, jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.862 orang, dan sedikitnya 2.562 orang terluka. Karena sebagian besar zona gempa berada di daerah yang sulit dijangkau, pihak berwenang hingga saat ini belum mengeluarkan perkiraan jumlah orang hilang.
BACA JUGA:Â Korban Tewas Gempa M 6,8 Maroko Bertambah Jadi 2.012 Orang
Di desa Tinmel salah satu desa di kawasan pusat gempa, hampir semua rumah hancur dan seluruh warga kehilangan tempat tinggal. Bau bangkai puluhan hewan yang terkubur di bawah reruntuhan bangunan dapat tercium hingga ke sebagian besar areal desa.
Mouhamad Elhasan, 59, mengatakan saat gempa terjadi dia sedang makan malam bersama keluarganya. Putranya yang berusia 31 tahun melarikan diri ke luar rumah dan tertimpa reruntuhan atap rumah tetangga dan terjebak di sana.
Elhasan menceritakan lebih lanjut, dia mencari putranya sambil menangis minta tolong. Namun akhirnya tangisannya berhenti, saat dia menemukan putranya sudah meninggal. Elhasan beserta istri dan putrinya tetap berada di dalam rumah mereka dan selamat.
“Jika dia tetap tinggal di dalam rumah, mungkin dia akan baik-baik saja,” kata Elhasan.
Di Tinmel dan desa-desa lain, warga mengatakan mereka menggali reruntuhan dan menyelamatkan warga lain hanya dengan tangan kosong.
Banyak wilayah sulit diakses
Petugas medis tidak henti merawat korban selamat, sementara tim pencari juga terus berjuang untuk menemukan korban yang kemungkinan masih selamat. Namun harapan untuk menemukan lebih banyak orang yang selamat di bawah reruntuhan mulai menipis.
Tim evakuasi Maroko yang didukung oleh tim dari Spanyol, Inggris, Qatar dan Uni Emirat Arab kini berjuang melawan waktu.
“Kesulitan terbesar terjadi di daerah terpencil dan sulit diakses, seperti di sini, namun korban cedera bisa dievakuasi,” Annika Coll, ketua tim Spanyol, mengatakan kepada kantor berita AFP di komunitas Talat Nyacoub yang dilanda bencana.
Salah seorang relawan pembantu, Yacine Benhania, mengeluhkan “kekurangan obat-obatan, khususnya untuk diabetes dan hipertensi.”
Tim penyelamat yang didukung oleh tim asing berpacu melawan waktu untuk menemukan warga yang masih hidup dan tertimbun di reruntuhan bangunan. Pusat gempa pada Jumat malam berlokasi di provinsi Al-Haouz, yang terletak di barat daya pusat wisata Marrakesh.
Sebagian besar korban meninggal adalah warga di Al-Haouz, pihak berwenang melaporkan. Ini adalah gempa paling mematikan yang melanda negara di Afrika utara itu sejak gempa bumi tahun 1960 yang menghancurkan Agadir dan menewaskan ribuan orang.
Relawan warga Maroko dibantu oleh sejumlah warga asing, membantu mengatur arus lalu lintas dan membersihkan jalan dari puing-puing batu. Maroko menerima tawaran bantuan dari Spanyol dan Inggris, yang mengirimkan spesialis pencarian dan penyelamatan dengan anjing pelacak.
Selain itu, mengalir pula bantuan dari Uni Emirat Arab dan Qatar. Aljazair mengatakan pihaknya telah mengalokasikan tiga pesawat untuk mengangkut personel penyelamat dan bantuan. TV pemerintah melaporkan, pemerintah Maroko mungkin akan menerima tawaran bantuan dari negara lain.
BACA JUGA:Â Pemain Timnas Maroko, Achraf Hakimi Dianugerahi sebagai Olahragawan Terbaik
Situs bersejarah rusak parah
Episentrum gempa berada sekitar 72 km barat daya kota Marrakesh. Di kota tujuan wisata itu, sejumlah bangunan bersejarah di kota tua, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, mengalami kerusakan sebagian cukup parah. Gempa tersebut juga menimbulkan kerusakan besar pada Masjid Tinmel yang bersejarah dan dibangun pada abad ke-12.
Meski demikian, sebagian besar wilayah Marrakesh yang dibangun lebih modern tidak mengalami kerusakan apa pun, termasuk lokasi di dekat bandara yang diperuntukkan bagi pertemuan IMF dan Bank Dunia, yang akan diadakan bulan depan. Lebih dari 10.000 orang diperkirakan akan menghadiri pertemuan tersebut, dan pemerintah Maroko ingin agar pertemuan tersebut tetap dilaksanakan, kata seorang sumber. []
SUMBER: DETIK