BERAPA jarak Nabi Ibrahim hingga Rasulullah ﷺ?
30 generasi. Selama itu tidak ada Nabi dan Rasul yang diutus dari keturunan Nabi Ismail yang disebut bangsa Arab. Berbeda dengan keturunan Nabi Ishaq yang disebut Bani Israel, selalu ada Nabi dan Rasul yang diutus. Dari Nabi dari ayah yang berlanjut hingga ke anaknya, Nabi yang berasal dari saudara kandung atau sepupu hingga muridnya yang menjadi Nabi. Namun apa perbedaan antara Bani Israel dengan bangsa Arab?
Bani Israel selalu mengubah dan memalsukan kitab sucinya. Juga, menentang, mendurhakai hingga membunuh para Nabinya. Bani Israel selalu membutuhkan seorang Nabi dan Rasul untuk kebangkitan dan kejayaannya. Saat di kitab Taurat dan Injil memberitakan Nabi terakhir akan datang ke Madinah, mereka segera bermigrasi ke sana. Bagaimana dengan bangsa Arab?
Keturunan Nabi Ismail, khususnya Quraisy, terus memegang agama Nabi Ibrahim dan ajaran leluhurnya Nabi Ismail. Mereka berpegang teguh pada agama Tauhid, menyembah Allah Yang Maha Esa, hingga munculnya Amr bin Amir bin Lahyi, penguasa Mekah dari suku Kuzaah pendatang, yang mengubah ajaran Nabi Ismail.
Ia mendirikan patung, mengadakan penghormatan ke hewan tertentu, upacara minuman arak, mengharamkan apa yang tidak diharamkan Allah yang belum dikenal oleh syariat Ibrahim. Dia mengadopsinya dari Syam (Iraq) saat melakukan perjalanan kesana. Ia mendatangkan berhala ke Mekah dan memancangkannya serta memerintahkan kaumnya untuk menghormatinya.
BACA JUGA: Mengapa Intelejen Quraisy Tidak Mampu Mengendus Darul Arqam?
Berhalaisme menyebar di Syam khususnya Iraq pada abad ke-3 M. Penyebarannya di suku Quraisy, melalui Amr bin Amir bin Lahyi, berlangsung secara bertahap. Awalnya karena penghormatannya terhadap batu-batu Tanah Haram, yang selalu dibawa apabila pergi meninggalkan Mekah sebagai penghormatan bagi Tanah Suci dan media untuk kerinduan terhadapnya.
Bila penyebaran berhala di Iraq pada abad ke-3 M, lalu dibawa ke Mekah oleh Amr bin Amir bin Lahyi. Penyebarannya secara bertahap di suku Quraisy. Sedangkan kelahiran Rasulullah ﷺ pada abad ke 6 M, maka penyebaran berhala di Mekah maksimal baru 300 tahun saat kelahiran Rasulullah ﷺ. Berarti, penyebaran dan penyembahan berhala di Mekah merupakan sesuatu yang baru, bukan yang mendarah daging.
BACA JUGA: Kisah Nabi Nuh, Mental yang Kuat dalam Mendidik Anak
Buktinya, di saat kelahiran Rasulullah ﷺ masih ada yang menjaga dan patuh terhadap agama Ibrahim. Para penyembah berhala pun masih menghormati Baitullah, melakukan Thawaf, serta melakukan Haji dan Umrah. Jadi menyembah berhala merupakan sesuatu yang masih baru bagi suku Quraisy khususnya pada saat kelahiran Rasulullah ﷺ. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.