BELAJAR bersabarlah pada petani. Setiap pohon memiliki periode pertumbuhannya sendiri. Setiap pohon memiliki waktu berbuahnya sendiri. Ada musim tertentu untuk berbuah. Semuanya Allah yang menentukan, bukan dirinya.
Mencangkul, memupuk dan membersihkan lahan di setiap musim. Merawat pohon di setiap musim penghujan maupun kemarau. Hanya itu yang bisa dilakukan sambil berharap semoga pohonnya tumbuh dengan baik sambil terus menunggu pohonnya berbuah.
Banyak faktor yang tak bisa dikendalikannya. Hujan, iklim, angin, sinar matahari, hama dan sebagainya. Namun petani terus melakukan yang bisa dikendalikannya. Seperti mencangkul, memupuk, merawat lahan dan pohon. Yang tidak bisa kendalikan diserahkan kepada Allah. Inilah kunci ketentraman.
Teruslah berkarya dan beramal. Sebab, pohon amal itu terus tumbuh sesuai takdir yang sudah ditetapkan Allah. Setiap pohon amal sudah ditentukan waktu pertumbuhannya dan waktu keberhasilannya. Tak ada yang mengetahuinya, kecuali Allah. Inilah sebab, mengapa berkarya itu butuh kesabaran.
Apakah petani bisa intervensi terhadap pertumbuhan pohon dan berbuahnya? Yang bisa dilakukan hanya merekayasa saja, hasilnya tergantung respon pohon tersebut sesuai takdir yang ditentukan Allah. Teruslah beramal dan berkreativitas, lalu bersabarlah terhadap proses keberhasilannya.
BACA JUGA:Â Saat Rasulullah ï·º diutus, Mekkah Kota Metropolis
Ada pohon yang buahnya dirasakan oleh sang petani sendiri. Ada juga pohon yang buahnya dirasakan oleh keturunannya saja. Sedangkan raganya sudah terbaring di tanah. Rugikah? Petani sudah mengajarkan bagaimana membangun pohon amal. Petani sudah menyiapkan modal bagi penerusnya untuk membangun amal baru sebagai pelanjut amalnya. Inilah estafet kesinambungan amal.
BACA JUGA:Â Asmaulhusna dan Sains
Membangun pohon amal walaupun tak berbuah, tak pernah merugikan petani. Bukankah bisa dijadikan tempat berteduh? Sumber mata air? Mengeluarkan oksigen? Banyak hewan yang hidup di dahan dan akarnya? Dari sebuah pohon amal akan melahirkan turunan amal lainnya. Satu karya akan melahirkan dan menjadi rahim bagi karya-karya baru lainnya. Satu kebaikan akan melahirkan kebaikan-kebaikan lainnya. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.