SUDAH menjadi ketentuan yang telah Allah SWT tetapkan kepada kita, selaku makhluk hidup, bahwasanya kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Akan ada saatnya kita menemukan titik akhir kehidupan di muka bumi ini. Kematian, itulah yang melepaskan roh dalam jasad kita ini untuk meninggalkan dunia.
Kita diajurkan untuk senantiasa mengingat kematian. Sebab, dengan mengingatnya akan membuat kita ingat pula bahwasanya waktu yang digunakan di dunia ini tidaklah untuk main-main. Sebab, inilah fase di mana menjadi penentu untuk di akhirat kelak. Tapi, bagaimana jika seorang muslim takut mati? Apakah itu diperbolehkan?
Jika belum merasa siap menghadap Allah, takutlah pada mati. Adapun tentang akan datangnya mati harus diyakini sebagai hak (kebenaran) dan tidak takut menghadapinya bila saatnya tiba. Karena, dengan cara apapun, di mana pun, serta kapan pun maut pasti akan datang. Kematian adalah permulaan hidup kedua.
Maka, ketika rasa takut itu datang mungkin diri kita sedang merasa lemah di hadapan Allah. Sebab, amal-amal yang kita lakukan selama ini belum cukup untuk dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Akan tetapi, jangan biarkan rasa takut itu menguasai diri kita. Sebab, kenikmatan seorang muslim ialah ingin segera bertemu langsung dengan Tuhan-Nya.
Oleh sebab itulah, marilah kita sama-sama membenahi diri kita. Siapkan diri untuk menjemput panggilan kembali pada-Nya. Terapkan rasa selalu kurang dalam beribadah, sebab itulah yang membuat kita bersemangat untuk selalu beribadah. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani