MILITER penjajah Israel menyebut sekitar 50 ribu warga Gaza utara mengungsi ke selatan di tengah perang Israel dan Hamas yang masih belum berhenti di Jalur Gaza, Palestina.
“Kami melihat hari ini sekitar 50.000 warga Gaza bergerak dari Gaza utara ke Gaza selatan,” kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, seperti dilansir Deutsche Welle (DW), Kamis (9/11/2023).
“Mereka mengungsi karena memahami bahwa Hamas telah kehilangan kendali di utara dan di selatan lebih aman,” tambahnya.
Militer Israel mengklaim bahwa Hamas sudah kehilangan kendali di utara Gaza. “Hamas telah kehilangan kendali dan akan terus kehilangan kendali di utara,” kata Hagari.
Lebih lanjut, juru bicara militer Israel tersebut mengatakan tidak akan ada gencatan senjata dengan militan Hamas. Akan tetapi, kata dia, Israel telah mengizinkan adanya jeda kemanusiaan pada waktu tertentu untuk memberikan kesempatan kepada warga sipil berpindah ke selatan.
BACA JUGA:Israel Bombardir Universitas Al-Azhar di Gaza
Kata Sekjen PBB soal Kematian Warga Gaza
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan kepada kantor berita Reuters, jumlah kematian warga sipil di Jalur Gaza menunjukkan ada sesuatu yang “jelas salah” dengan operasi militer Israel terhadap Hamas.
“Ada pelanggaran yang dilakukan oleh Hamas jika mereka menggunakan perisai manusia,” kata Guterres kepada Reuters.
“Namun, ketika kita melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer tersebut, jelas ada sesuatu salah,” tambahnya.
Jumlah Anak-anak Gaza Terbunuh Sangat Tinggi!
Guterres juga mencatat bahwa jumlah anak-anak yang terbunuh di Gaza, angkanya sangat tinggi.
“Penting untuk Israel memahami bahwa ini bertentangan dengan kepentingan Israel, melihat setiap harinya banyak gambaran mengerikan tentang kebutuhan kemanusiaan yang dramatis dari rakyat Palestina,” kata Guterres. “Hal itu tidak membantu Israel terkait dengan opini publik global.”
Israel telah bertekad untuk memusnahkan militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza, sejak kelompok militan itu menewaskan 1.400 warga Israel dan menyandera lebih dari 200 orang dalam serangannya pada tanggal 7 Oktober lalu.
Lebih dari 10 Ribu Warga Gaza Tewas
Israel telah membalas Hamas dengan serangan udara ke Gaza, memberlakukan pengepungan dan melancarkan serangan daratnya. Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, lebih dari 10.500 warga Palestina telah terbunuh oleh penjajah Israel.
Sementara itu, Italia mengerahkan kapal rumah sakit di lepas pantai Gaza. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Italia.
“Italia mengirimkan sebuah kapal rumah sakit ke perairan lepas pantai Gaza untuk membantu merawat para korban konflik Israel-Hamas,” ungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Italia Guido Crosetto.
Kapal tersebut diberangkatkan hari Rabu (8/11) dari Pelabuhan Civitavecchia, Italia barat, dekat Roma. Kapal itu membawa 170 staf medis, termasuk 30 orang yang terlatih menangani situasi darurat medis.
Menhan Italia itu juga menambahkan, negaranya sedang berusaha untuk dapat mengirimkan sebuah rumah sakit lapangan ke Gaza.
Kapal rumah sakit ini nantinya akan singgah di Siprus sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke wilayah paling dekat dengan Jalur Gaza. Para korban yang terluka akan dibawa ke kapal untuk mendapatkan perawatan medis dan kemudian dikembalikan ke Gaza.
“Kami adalah yang pertama melakukan operasi kemanusiaan seperti ini di wilayah itu dan kami berharap negara-negara lain dapat mengikuti (langkah) kami,” kata Crosetto.
BACA JUGA: Israel Total Jatuhkan 18 Ribu Bom ke Gaza, Lebih Dahsyat dari Bom Hiroshima
Sementara itu, Belanda juga mengatakan akan mengirimkan kapal militernya menuju Siprus untuk membantu operasi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Belanda.
“Kapal ini juga berpotensi digunakan untuk evakuasi,” kata Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren.
Kapal angkatan laut Belanda dijadwalkan berangkat pada pertengahan November dan tiba di Siprus sekitar 10 hari kemudian. Satu unit angkatan laut Belanda sudah ditempatkan di Siprus, termasuk dua pesawat angkut. Menurut Menhan Belanda, pesawat tersebut dapat digunakan untuk membawa pasokan medis ke Jalur Gaza. []
SUMBER: DETIK