TAK ada satupun pasien yang pernah mendebat dokternya dalam diagnosa, saran, dan resep yang diberikan. Hebatnya banyak orang yang berani mendebat Tuhannya.
Semua saran dokter ketika diberikan didengarkan dengan seksama dan ditaati, di saat yang sama kewajiban dari Allah diragukan, disangsikan kesesuaiannya dengan zaman
Konsep-konsep ilahiyah dimakzulkan, ayat-ayat Tuhan saja dipertanyakan. Tapi pendapat manusia dimuliakan, dijunjung dan dipuji, walaupun sudah terbukti menyengsarakan
BACA JUGA: Dibedah oleh dr. Richard Lee, Ternyata Begini Perjalanan Hidup Ustadz Felix Siauw
Anda bisa jadi mendebat dokter, bila anda tidak meyakini bahwa orang itu adalah dokter. Sama seperti anda bisa jadi mendebat Allah bila anda tak meyakini Allah itu Tuhan
Tapi bagi mereka yang sudah membuktikan dengan rasionya, bahwa tak ada sesembahan, tak ada pengatur, tak ada Tuhan, tak ada kekuatan, selain Allah, maka ia meyakini
Ia meyakini bahwa kekuasaan Allah di atas segalanya, mengikuti syariat-Nya itu keselamatan. Bahwa bahagia itu menetapi apa yang telah Allah perintahkan dan wajibkan
Anehnya, kita berlagak lebih tahu dari dokter, lebih hebat dari Tuhan. Resep yang diberi dokter kita sortir sendiri, syariat dari Allah kita pilah pilih, sesuka semau kita
Pasien serasa dokter, manusia berlagak Tuhan, dengan bangga mempertontonkan kebodohan, menyombongkan kelemahan, padahal malaikat maut sedang mengintainya
BACA JUGA: Kisah Haru Ustadz Felix Siauw soal Kakaknya Masuk Islam: 35 Tahun Doa Pertama
Sampai dimana lagi manusia-manusia ini akan berlagak? Tanpa malu berpura-pura? Penjahat menyamar ahli taat, penista dipakaikan baju ulama? Pendosa dipuja-puja
Bagi para pengemban dakwah, ini saat paling tepat untuk terus bergerak dan istiqamah. Sebab persatuan ummat, bangkitnya Islam sudah benar-benar terasa dekat
Iman berujung surga, dakwah berakhir kemenangan, sesiapa yang takutkan Allah di dunia, akan aman di akhirat. Semua itu adalah formula yang takkan pernah Allah ingkari. []