SEKJEN PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut pembelian Alutsista berupa pesawat Mirage 200-5 bekas dari Qatar dilakukan sepihak oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Keputusan tersebut kata Hasto, membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkejut.
“Sebenarnya kalau kami melakukan pengecekan, Komisi I bahkan Bapak Presiden sendiri terkejut ketika Pak Prabowo secara sepihak memutuskan untuk membeli pesawat tempur bekas dari Qatar. Sementara hal tersebut pernah ditolak oleh menteri pertahanan sebelumnya Profesor Juwono Sudarsono,” kata Hasto di Rumah Aspirasi Relawan Pemenangan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
Hasto mengatakan keputusan Prabowo terkait hal tersebut termasuk penyalahgunaan wewenang. Hasto menyebut langkah Prabowo untuk membeli pesawat tersebut dilakukan tanpa perencanaan yang baik.
BACA JUGA:Â Hasto Sebut Prabowo Tak Bisa Blusukan, Begini Pembelaan Nusron
“Ini menunjukan penyalahgunaan kewenangan tanpa melalui suatu perencanaan yang baik,” ujarnya.
Hasto juga mengomentari pernyataan Prabowo dalam debat Capres ketiga yang bicara mengenai pesawat hingga kapal bekas yang dipakai Presiden RI pertama Ir Soekarno ketika menghadapi Irian Barat. Dari data yang ada, banyak peralatan baru yang justru digunakan Soekarno kala itu.
“Itu juga konteksnya berbeda. Banyak peralatan baru yang dipakai oleh Bung Karno guna pembebasan Irian Barat seperti peralatan dari Yogoslavia bahkan sebagian dipakai untuk pembebasan Aljazair. Bangsa Islam banyak merdeka karena campur tangan kepemimpinan Bung Karno,” jelasnya.
Hasto menambahkan, Prabowo sebagai Menteri Pertahanan tidak memahami betul keperluan Alutsista TNI. Hasto juga menyebut Prabowo tak paham pertahanan era Bung Karno yang sebelumnya dibahas dalam debat.
“Sehingga pak prabowo sebagai Menteri Pertahanan sangat tidak memahami bagaimana postur angkatan perang kita saat itu termasuk Alutsista yang merupakan kekuatan angkatan perang terkuat di belahan bumi selatan,” kata dia.
“Ini yang pak Prabowo seharusnya meminta maaf terhadap ketidakpahaman terhadap konsepsi pertahanan pada masa bung Karno yang dipakai untuk pembebasan Irian Barat dan membantu negara-negara Asia Afrika termasuk Aljazair, termasuk Pakistan yang mencoba melepaskan diri dari imperialisme Inggris,” pungkasnya.
Pembelian Pesawat Mirage 2005 Ditunda
Juru bicara (jubir) Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan pembelian pesawat Mirage 2000-5 ditunda. Penundaan pembelian pesawat tempur bekas Qatar itu lantaran kapasitas fiskal yang terbatas.
“Pertama, ini karena kapasitas fiskal kita terbatas maka kemudian ditunda, sebenarnya terus terang ini cost-nya tentu adalah keinginan kita kan tadinya ini berfungsi untuk menutupi kekosongan penjagaan wilayah udara kita kan karena sambil menunggu Rafale Dassault Aviation yang kemungkinan baru dibawa ke Indonesia itu ya 5 tahun ke depan gitu. Sehingga, karena kapasitas fiskal kita terbatas akhirnya ditunda,” kata Dahnil saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (5/1/2024).
BACA JUGA:Â Saling Klaim Hasto dan Budiman soal Ganjar atau Prabowo yang Seperti Jokowi
Sebagai gantinya, Dahnil menyampaikan, Kementerian Pertahanan akan memperbarui sistem pesawat lama yang dimiliki atau retrofit. Menurutnya, metode tersebut sudah lama diterapkan.
“Nah terus apa sebagai gantinya? Akhirnya kita kembali ke upaya retrofit, retrofit itu artinya ya kita memperbaharui sistem-sistem pesawat lama kita supaya layak tempur. Misalnya F-16 kita, sistem-sistemnya diperbaharui agar layak tempur. Nah, sebenarnya retrofit itu memang sudah dilakukan secara rutin tetapi karena tidak ada pilihan lain selain lakukan retrofit karena ada penundaan ini ya kita kemudian merevitalisasi retrofit,” terangnya. []
SUMBER: DETIK