TENTANG makar Bani Israil terhadap Nabi Isa, Allah berfirman dalam Surah Ali Imran (3) ayat 52:
فَلَمَّآ اَحَسَّ عِيْسٰى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ ۚ وَاشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
“Ketika Isa merasakan kekufuran mereka (Bani Israil), dia berkata, ‘Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?’ Para hawari (sahabat setianya) menjawab, ‘Kami-lah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah sesungguhnya kami adalah orang-orang Muslim.’”
Nabi Isa terus berupaya menyadarkan Bani Israil, walau pada kenyataannya mereka terus membangkang. Setiap orang yang ia temui senantiasa ia beri nasihat. Ia yakinkan bahwa apa yang ia sampaikan adalah sebuah kebenaran yang dapat menyelamatkan manusia, baik di kehidupan dunia maupun di kehidupan akhirat.
Melihat keteguhan Nabi Isa dalam berdakwah, Bani Israil pun semakin naik pitam. Setelah berbagai upaya yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil maka berangkatlah beberapa orang dari mereka ke Damaskus untuk meminta bantuan dari sang raja.
BACA JUGA: Lokasi Diturunkannya Nabi Isa pada Akhir Zaman Menurut para Ulama
Sesampainya di Damaskus, utusan orang-orang Israel segera menemui Sang Raja dan mengabarkan kepadanya bahwa di wilayah mereka ada seorang pemuda bernama Isa yang telah berani mengobrak-abrik keyakinan nenek moyang mereka yang selama ini sudah mengakar secara turun-temurun. Sang Raja sangat marah
ketika mendengar laporan orang-orang Israel tersebut. Karena itu, dengan serta merta, ia langsung mengirim surat kepada gubernurnya di wilayah Baitul Maqdis. Surat itu berisi perintah agar si gubernur segera menangkap Nabi Isa dan membunuhnya.
Rencana makar orang-orang Israel dengan bantuan prajurit Raja Romawi ini terendus oleh Nabi Isa. Pada saat itu, Nabi Isa sedang berada di sebuah padepokan bersama 12 orang muridnya. “Wahai murid-muridku! Orang-orang Israel beserta para prajurit Romawi akan datang kemari untuk membunuhku. Ketahuilah bahwa Allah akan mengangkatku ke langit. Maka, siapa kiranya di antara kalian yang bersedia mengorbankan dirinya untuk menempati posisiku dan diubah bentuknya menyerupai rupaku? “ucap Nabi Isa.
“Saya bersedia,” jawab salah seorang pengikut Nabi Isa. Tidak ada keterangan yang menyebutkan nama orang yang dimaksud. Hanya setelah tiga kali Nabi Isa meminta kesediaan salah satu muridnya, ternyata hanya orang ini yang bersedia. Karena itu, ia kemudian dipilih, dan pada saat bersamaan bentuk rupanya pun diubah oleh Allah sehingga persis menyerupai rupa Nabi Isa.
Sesaat setelah Allah mengubah bentuk salah seorang dari 12 Pengikut Nabi Isa, maka datanglah orang-orang Israel bersama para prajurit Romawi. Dengan beringas, prajurit-prajurit Romawi itu mendobrak pintu padepokan Nabi Isa. Dan, bersama dengan terbukanya pintu tersebut, atap-atap padepokan terbelah dua dan Nabi Isa langsung ditidurkan oleh Allah untuk kemudian diangkat ke langit.
“Serahkan Isa kepada kami!” Bentak orang-orang Israel dengan pedang terhunus. Satu per satu mereka pandangi orang-orang yang ada di dalam padepokan itu. Mereka tidak tahu jika sebelumnya Nabi Isa telah diselamatkan oleh Allah menuju langit-Nya.
BACA JUGA: Nabi Isa Diangkat ke Langit
“Inilah Isa yang telah berani mengobrak-abrik keyakinan nenek moyang kita. Tangkap dan penggal lehernya,” ucap seorang prajurit dengan mata berbinar ketika melihat salah satu murid Nabi Isa yang sebelumnya telah diserupakan dengan Nabi Isa.
Orang-orang Israel dan para prajurit Romawi lainnya tertawa terbahak-bahak. Secara spontan, mereka langsung bersorak-sorak riang karena mereka senang. Alhasil, pengikut Nabi Isa yang telah diserupakan dengan Nabi Isa itu diseret keluar dan kemudian disalib. Setelah peristiwa penyaliban selesai, banyak orang Yahudi dan Nasrani meyakini bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. Padahal, sejatinya tidak demikian. Yang disalib itu adalah salah satu muridnya yang rela berkorban untuknya.[]
SUMBER: PUSAT STUDI QURAN