Oleh: Dedih Mulyadi
KETIKA Raja Faisal memutus pasokan minyak hingga negara-negara Barat mengalami krisis minyak pada Oktober 1973, ia melontarkan kalimat yang terkenal dan mengguncang dunia: “Kami dan leluhur kami telah mampu bertahan hidup hanya mengandalkan kurma dan susu, dan kami akan kembali dengan cara itu lagi untuk bertahan hidup (tanpa bantuan barang-barang dari Barat).”
Henry Kissinger, Menteri Luar Negeri AS, langsung mengunjungi Raja Faisal dan mencoba membujuknya untuk menarik keputusannya itu.
Akan tetapi Raja Faisal hanya berkata dengan wajah penuh kebencian, “Hancurlah Israel!”
https://www.youtube.com/watch?v=2g_BTyPARIY
Henry Kissinger mencoba melontarkan sebuah lelucon untuk menghibur sang Raja: “Pesawat saya kehabisan minyak, berkenankah yang mulia memerintahkan orang agar mengisinya dengan minyak kembali? Dan kami siap membayarnya dengan kurs internasional.”
Namun Sang Raja tak tertawa sedikitpun. Ia memandang Kissinger sambil berkata: “Dan aku hanyalah seorang lelaki tua yang menginginkan untuk dapat shalat dua rakaat di Masjid Al Aqsa sebelum aku mati; maka maukah engkau (Amerika) mengabulkan permintaanku ini?”
Foto di atas tampak fasih menggambarkan sikap Raja Faisal yang tak menyukai Kissinger dan Kissinger yang berusaha menarik hati Sang Raja. []