ADA beberapa cara membaca Al-Fatihah dalam shalat.
Rukun shalat yang ke-4 adalah membaca Surah Al-Fatihah. Setelah selesai membaca doa iftitah dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah. Ubaidah bin as-Shamit meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ telah bersabda, “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.” (HR jamaah mukhtasar naik Al Authar 2 : 512, no. 891)
Dalam redaksi lain disebutkan, “Tidak cukup shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.” HR Daruquthni, ia berkata, “Sanadnya sah.”
BACA JUGA: 8 Faedah Surat Al-Fatihah
Aisyah berkata “Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Barang siapa shalat dengan tidak membaca Ummul Quran atau Al-Fatihah maka shalatnya tidak sempurna’.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah
Dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ sungguh menyuruhnya keluar untuk mengumumkan bahwa tidak ada shalat kecuali dengan membaca Al-Fatihah. (HR Ahmad dan Abu Daud)
Beliau juga menyatakan, “Orang yang shalat tanpa membaca Al-Fatihah, shalatnya buntung, shalatnya buntung, shalatnya buntung, tidak sempurna. ” (HR muslim dan Abu Awanah, Kitab Shifat Shalat Nabi halaman 118)
Hadis-hadis di atas menjadi dalil wajib membaca Al-Fatihah dalam shalat. Nabi ﷺ membaca Al-Fatihah dengan berhenti pada setiap ayat, tidak menyambung satu ayat dengan ayat berikutnya.
Cara Membaca Al-Fatihah dalam shalat yang Pertama dengan suara keras atau jahr.
Dalam shalat subuh Nabi ﷺ membaca Al-Fatihah dan surah lainnya dengan suara keras, begitu juga pada dua rakaat pertama shalat Maghrib dan Isya.
Cara Membaca Al-Fatihah dalam shalat yang Kedua, dengan suara lirih.
Dalam shalat Subuh dan Ashar beliau membacanya dengan suara lirih, begitu pula dalam shalat Magrib pada rakaat ketiga dan dalam shalat Isya pada 2 rakaat terakhir.
Imam nawawi telah menerangkannya, dan demikian kaum muslimin sepakat dengan hadist-hadist yang menerangkan hal ini.
BACA JUGA: Hikmah dan Mukjizat Surah Al-Fatihah
Para sahabat mengetahui Nabi membaca Al-Fatihah atau surah ketika membaca lirih dari gerak jenggotnya, tetapi terkadang beliau memperdengarkan bacaannya kepada mereka sebagaimana telah kami kemukakan.
Terkadang beliau membacanya dengan suara keras dalam shalat Jumat shalat Ied, shalat Istisqa dan shalat gerhana.
Dalam shalat malam, beliau terkadang membacanya dengan suara lirih terkadang dengan suara keras. Bila Beliau melakukan shalat di tengah rumah bacaannya kadang sampai terdengar oleh orang yang ada di kamar. []
SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM