Syuraih bin Al-Harits bin Qais mempunyai julukan yaitu Abu Umayyah. Dia diangkat menjadi qadi pada masa pemerintahan Umar bin Khattab radhiallahu anhu. Ia dikenal sebagai qadi yang adil dan pada masanya, dan pernah menegaskan bahwa orang yang zalim akan kena batunya.
Kata Syuraih bin Al-Harits bin Qais, “Orang-orang yang zalim akan mengetahui balasan akibat kezalimannya. Sungguh orang zalim menanti hukuman sementara orang yang dizalimi menunggu kemenangan.”
Syuraih bin Al-Harits bin Qais adalah qadi yang adil. Hatta dalam persengketaan yang diajukan oleh putranya sekalipun, Syuraih tetap berpihak kepada kelompok yang terzolimi, agar hak-haknya dikembalikan. Sekalipun konsekuensinya, putranya naik pitam kepadanya. Kisah ini disebutkan oleh Amir.
BACA JUGA: Imam Malik Menangis ketika Berbuka Puasa, Kenapa?
Amir menceritakan bahwa suatu ketika putra Syuraih menemui ayahnya dan mengatakan, “Aku sedang bersengketa dengan sebuah kaum. Coba pertimbangkan, jika aku benar, maka aku akan bersengketa dengan mereka, tetapi jika aku salah, maka aku tidak akan bersengketa dengan mereka.”
Lalu putra Syuraih menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Syuraih bin Al-Harits bin Qais kemudian berkata, “Temuilah mereka, dan bersengketalah dengan mereka.”
Putranya pun mendatangi mereka untuk bersengketa. Namun si ayah justru memutuskan bahwa putranya bersalah. Maka, sesampainya di rumah, putra ini pun marah. “Demi Allah seandainya aku tidak datang kepada ayah, aku tidak akan mencela ayah. Ayah telah mempermalukan aku!”
Syuraih bin Al-Harits bin Qais kemudian menjawab, “Wahai Putraku, demi Allah, sungguh engkau lebih aku cintai daripada orang-orang sepenuh bumi seperti mereka, tetapi Allah lebih mulia daripada dirimu. Jika aku beritahukan bahwa engkau akan menang, engkau akan mengajukan perdamaian sehingga engkau menghilangkan sebagian hak mereka.”
BACA JUGA: Ini Rahasia Hafalan Imam Syafii
Dari kesempatan lain, AsoSyabi memberikan kesaksian, “Suatu hari aku menyaksikan Syuraih didatangi oleh seorang wanita yang bersengketa dengan seorang laki-laki. Wanita itu kemudian menitikan air mata, dan menangis.
Aku kemudian berkata, “Wahai Abu Umayyah, sepertinya wanita ini adalah orang yang dizalimi.”
Syuraih bin Al-Harits bin Qais pun menjawab, “Wahai Syabi, sesungguhnya saudara-saudara Yusuf pun mendatangi ayahnya pada waktu Isya dalam keadaan menangis.”
Semoga Allah merahmati Syuraih dan juga kita. []
SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM