AMRU Khalid, ulama Mesir, mengkisahkan proses Nabi Nuh membuat perahu. Dari menanam pohon, memelihara, menebang hingga merubah kayu menjadi potongan yang yang siap dibuat perahu. Berapa ratus tahun lamanya? Nabi Nuh tidak pernah memperdulikan. Visinya, menyiapkan kapal bila kelak terjadi banjir besar. Keistiqamahan dimulai dari keyakinan pada visi hidupnya.
Para komentator hanya fokus pada yang dikerjakan saat itu saja. Para Munafikin mencemooh apa yang dilihatnya saja dengan realitas saat itu saja. Mukminin berkarya berdasarkan realitas masa depan yang diinformasikan Allah dan Rasul-Nya. Realitas yang pasti terjadi, bukan berdasarkan dugaan, hipotesis, ramalan, proyeksi, riset atau intuisi. Ini yang membuat Mukminin beristiqamah.
950 tahun disebut orang gila, ahli sihir, dicemooh, dihina, diintimidasi dan dimusuhi. Mengapa tetap tegar? Allah memerintahkan untuk terus menanam pohon dan membuat kapal. Semua rintangan diserahkan kepada Allah. Bukankah cemoohan itu hanya suara di telinga? Bukankah semuanya tidak berarti apa pun bila tak diijinkan Allah?
Hati yang tertuju pada Allah. Hidup yang hanya menghambakan diri dan fokus menjadi khalifah Allah di muka bumi, tidak akan mudah terbolak balik hatinya. Tetap teguh menuju Tuhannya. Hanya mendengarkan arahan Firman-Nya. Inilah hidup yang menentramkan.
Nabi Nuh fokus pada ilham, bimbingan, arahan dan wahyu dalam membuat kapal dan menjalani dakwahnya. Hatinya tak mau disibukkan dengan komentar manusia. Tak mau dipalingkan dari Allah. Ada tugas besar, menyelamatkan Mukminin bila banjir menenggelamkan bumi yang dipijaknya.
BACA JUGA:Â Â Belajar ‘Puasa’ pada Allah
Menyelamatkan Mukminin, tumbuhan dan hewan, agar keberlangsungan kebaikan dan kehidupan tetap terjaga. Agar keturunan dan Mukminin memenuhi kembali muka bumi. Andai Nabi Nuh mengabaikan peran ini. Bisa jadi, saat ini tidak ada manusia dan hewan lagi. Menyelamatkan tumbuhan dan hewan, sama bernilainya dengan menyelamatkan Mukminin. Bukankah hewan dan tumbuhan, makhluk Allah yang senantiasa berdzikir dan bertasbih juga?
BACA JUGA:Â Â Shalat Pembuka Kemenangan
Nabi Nuh tak pernah lelah dengan kelelahannya. Dia terus membuat gerakan penyelamatan dengan membuat kapal. Yang saat itu sangat aneh dan mengherankan. Mengapa membuat kapal di gunung padang pasir? Firman Allah akan masa depan yang membuatnya terus berkarya. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.