KISAH tentang Imam Ahmad bin Hanbal yang akan disebutkan di bawah ini sangatlah terkenal, dan biasa dikemukakan dalam buku-buku yang membahas tentang hadits-hadits palsu. Akan tetapi, sebetulnya, kisah ini sendiri tidaklah sahih.
Imam adz-Dzahabi –rahimahullah– menuturkan kisah tersebut seraya memberikan penilaian tentang ketidaksahihannya di kitab Siyar A’lam an-Nubala’ (11/300) sebagai berikut:
البيهقي: أخبرنا أبو عبد الله الحافظ، حدثنا الزبير بن عبد الواحد الحافظ، حدثنا إبراهيم بن عبد الواحد البلدي، سمعت جعفر بن محمد الطيالسي يقول: صلى أحمد بن حنبل ويحيى بن معين في مسجد الرصافة، فقام قاص، فقال: حدثنا أحمد بن حنبل ويحيى بن معين قالا: حدثنا عبد الرزاق، حدثنا معمر، عن قتادة، عن أنس قال: رسول الله – صلى الله عليه وسلم :من قال: لا إله إلا الله، خلق الله من كل كلمة طيرا، منقاره من ذهب، وريشه من مرجان وأخذ في قصة نحوا من عشرين ورقة، وجعل أحمد ينظر إلى يحيى، ويحيى ينظر إلى أحمد، فقال: أنت، حدثته بهذا؟ فيقول: والله ما سمعت به إلا الساعة. فسكتا حتى فرغ، وأخذ قطاعه، فقال له يحيى بيده: أن تعال. فجاء متوهما لنوال. فقال: من حدثك بهذا؟ فقال :أحمد وابن معين. فقال: أنا يحيى، وهذا أحمد، ما سمعنا بهذا قط. فإن كان ولا بد والكذب، فعلى غيرنا. فقال: أنت يحيى بن معين؟ قال: نعم. قال: لم أزل أسمع أن يحيى بن معين أحمق، ما علمت إلا الساعة. كأن ليس في الدنيا يحيى بن معين، وأحمدبن حنبل غيركما. كتبت عن سبعة عشر أحمد بن حنبل، ويحيى بن معين غيركما. فوضع أحمد كمه على وجهه، وقال: دعه يقوم، فقام كالمستهزئ بهما
BACA JUGA: Kisah Imam Ahmad bin Hanbali dan Muridnya yang Khattamkan Al-Quran di Waktu Malam
Imam al-Baihaqi berkata: telah berkabar kepada kami Abu ‘Abdillah al-Hafizh: telah bercerita kepada kami az-Zubair bin ‘Abd al-Wahid al-Hafizh: telah bercerita kepada kami Ibrahim bin ‘Abd al-Wahid al-Baladi: aku mendengar Ja’far bin Muhammad ath-Thayalisi berkata:
Imam Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma’in shalat di Masjid ar-Rushafah. (Seusai shalat), berdirilah seorang tukang cerita, lalu berkata, “Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma’in. Keduanya mengatakan telah bercerita kepada kami ‘Abd ar-Razzaq, telah bercerita kepada kami Ma’mar, dari Qatadah, dari Anas yang mengatakan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengatakan barangsiapa yang mengucapkan laa ilaaha illallaah, Allah pun menciptakan dari setiap kalimat itu seekor burung yang paruhnya dari emas dan bulunya dari mutiara.”
Tukang cerita itu terus bertutur hingga menghabiskan sekitar dua puluh halaman. (Mendengar itu), Ahmad bin Hanbal memandang Yahya bin Ma’in dan Yahya bin Ma’in pun memandang Ahmad bin Hanbal, lalu (salah seorang dari keduanya) berkata, “Kau meriwayatkan hadits ini kepadanya?” (Yang ditanya) menjawab, “Demi Allah, aku belum pernah mendengar hadits ini kecuali sekarang.”
Lalu keduanya terdiam (menyimak) sampai si tukang cerita itu selesai berkisah dan mengambil upah dari para pendengar. (Setelah itu), Yahya bin Ma’in memberi isyarat kepada si tukang cerita itu agar mendekat. Si tukang cerita itu pun mendekati Yahya bin Ma’in seraya menyangka bahwa ia akan diberi upah. Yahya bin Ma’in berkata, “Siapa yang meriwayatkan hadits tadi kepadamu?”
Ia pun menjawab, “Ahmad dan Ibn Ma’in.” Maka Yahya bin Ma’in berkata, “Akulah Yahya bin Ma’in dan ini Ahmad bin Hanbal. Kami berdua sama sekali tidak pernah mendengar hadits yang kausebutkan tadi (sehingga tidak mungkin kau mendapatkannya dari kami). Jika memang itu merupakan kedustaan, maka tanggung jawabnya atas selain kami berdua.”
Lalu si tukang cerita itu berkata, “Kau ini Yahya bin Ma’in?” Yahya bin Ma’in menjawab, “Iya.” Si tukang cerita itu berkata lagi, “Memang senantiasa kudengar bahwa Yahya bin Ma’in itu seorang yang pandir. Akan tetapi, tidaklah aku mengetahui (kebenaran omongan tentang kepandiranmu itu) kecuali saat ini.
Seakan-akan (menurutmu) di dunia ini tak ada Yahya bin Ma’in dan Ahmad bin Hanbal lain selain kalian berdua. Aku telah menulis (hadits) dari tujuh belas orang Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma’in lain yang bukan kalian berdua.”
(Mendengar itu), Ahmad bin Hanbal menutupkan lengan bajunya ke wajah seraya berkata, “Biarkan saja ia pergi.” Lalu si tukang cerita itu beranjak pergi tak ubahnya orang yang mencemooh Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma’in …
Kemudian Imam adz-Dzahabi berkomentar mengenai ketidaksahihan kisah tersebut:
هذه الحكاية اشتهرت على ألسنة الجماعة، وهي باطلة . أظن البلدي وضعها وَيعرف بالمعصوب
“Kisah ini sangat populer di lisan-lisan banyak orang, dan ini merupakan kisah yang batil. Aku menduga yang mengarang kisah ini (yakni yang memalsukan) adalah Ibrahim bin ‘Abd al-Wahid al-Baladi yang dikenal sebagai al-Ma’shub.”
Masih di kitab yang sama (11/86), Imam adz-Dzahabi berkata tentang kisah tersebut dan juga tentang Ibrahim bin ‘Abd al-Wahid al-Baladi al-Bakri, periwayat kisah tersebut:
هذه حكاية عجيبة، وراويها البكري لا أعرفه، فأخاف أن يكون وضعها …
“Kisah ini menankjubkan, sementara periwayatnya adalah al-Bakri, aku tak mengetahuinya. Aku takut dialah yang mengarang kisah ini (yakni yang memalsukannya).” –SELESAI …
BACA JUGA: Ibadahnya Imam Ahmad bin Hanbal
Kisah di atas itu bisa dikeluarkan juga oleh Ibn Hibban di mukadimah kitab al-Majruhin (1/85), al-Khathib al-Baghdadi di kitab al-Jami’ li Akhlaq ar-Rawi (2/239-240), Ibn al-Jauzi di mukadimah kitab al-Maudhu’at (1/46) dan kitab al-Qushshosh wa al-Mudzakkirin (303-304; nomor 164), dan juga al-Hakim di kitab al-Madkhal (142; nomor 49).
Akan tetapi, semua pengisahan itu melewati periwayat Ibrahim bin ‘Abd al-Wahid al-Baladi al-Bakri yang telah dijelaskan oleh Imam adz-Dzahabi –rahimahullah …
Imam adz-Dzahabi juga berkata di kitab Mizan al-I’tidal (1/47) mengenai Ibrahim bin ‘Abd al-Wahid al-Baladi al-Bakri ini :
لا أدري من هو ذا، أتى بحكاية منكرة أخاف أن لا تكون (إلا) من وضعه …
“Aku tak tahu siapa Ibrahim bin ‘Abd al-Wahid al-Baladi al-Bakri ini. Ia membawa hikayat yang mungkar. Aku takut bahwa tidaklah kisah ini kecuali hasil pemalsuannya.” []
Bandung, 7 Desember 2016
–HENDRA WIBAWA IBN TATO WANGSA WIDJAJA– | TIPONGTUKTUK