TENTANG cara bersyukur, dalam surah Adh-Dhuha (93) ayat 11, Allah berfirman:
وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ
dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
Ada tiga pendapat tentang makna nikmat dalam ayat tersebut:
Nikmat kenabian, artinya “nyatakanlah atau serulah manusia untuk mengimani kenabianmu”.
Nikmat Al-Quran, sehingga maknanya “bacakanlah Al-Quran kepada manusia”.
Nikmat secara umum.
BACA JUGA: Syarat Sujud Syukur (1)
Pendapat ketiga didukung secara bahasa karena kalimat ni’mati rabbika tersusun dari isim mufrad yang di-idhafah-kan kepada isim ma’rifat. Menurut kaidah ushul fikih, susunan kalimat ayat ini memberikan arti yang umum.
Oleh sebab itu, meskipun ni’mat menggunakan isim mufrad (tunggal), tetapi kata tersebut bermakna nikmat Allah secara keseluruhan. Setiap hamba hendaknya selalu mengingat atau menyebut nikmat Allah yang diberikan kepadanya, baik nikmat agama maupun nikmat dunia.
Cara Bersyukur: 2 Cara
As-Sam’aani dalam tafsirnya menyebutkan dua cara untuk mengamalkan “menyebut nikmat”, (1) dengan menunjukkan rasa syukur, (2) dengan menceritakannya kepada orang-orang yang tsiqah/tepercaya/amanah. Dengan demikian, salah satu bentuk menyebut nikmat Allah adalah bersyukur dengan nikmat-Nya.
Hal ini berbeda dengan sikap sebagian orang yang kufur kepada nikmat Allah. Mereka mengesankan dirinya di hadapan orang lain sebagai orang yang kekurangan agar orang lain tidak minta-minta kepadanya atau mengasihaninya.
Tatkala Rasulullah ﷺ melihat ada seseorang yang memakai baju lusuh, beliau bersabda, “Jika Allah memberimu harta, tampakkanlah wujud dari nikmat-Nya dan [emberoan-Nya itu pada dirimu”.
Seseorang hendaknya menampakkan nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Namun, hal itu berarti menunjukkannya dalam rangka untuk sombong dan bangga, tetapi sewajarnya saja. Jadi, pakailah pakaian yang bagus dan bersih atau kendaraan yang wajar, bukan pakaian atau kendaraan yang mewah untuk sombong dan berbangga-bangga.
Cara Bersyukur: Menyebut Nikmat
Para ulama menyatakan bahwa salah satu bentuk bersyukur dengan menyebut nikmat dapat diwujudkan melalui hati, lisan, dan anggota badan. Dengan hati, kita mengingat dan mengakui bahwa semua kenikmatan yang kita rasakan berasal dari Allah. Diri kita tidak punya andil dalam mendatangkan kenikmatan-kenikmatan tersebut. Kita jangan sampai bersikap seperti Qarun yang merasa punya harta banyak karena ilmu yang dimilikinya.
Setelah mewujudkan pengakuan hati, kita mengucapkan dengan lisan seperti mengucapkan “Alhamdulillah” atau ucapan pujian lainnya. Salah satu bentuk lain dari bersyukur dengan lisan adalah menyebutkannya kepada orang lain bahwa kita baru saja mendapatkan manfaat atau kemudahan dari Allah.
Namun, kita sebaiknya hanya menceritakan kepada orang-orang terdekat atau orang-orang yang kita percayai. Kita juga dapat menceritakannya dalam konteks umum tanpa memberitahukan secara detail nikmat yang baru saja kita peroleh. Hal ini untuk menghindarkan diri dari hasad yang mungkin saja muncul dari orang yang tidak menyukai kita. Itulah salah satu bentuk bersyukur dengan lisan menyebutkan nikmat kepada orang lain.
Cara Bersyukur: Hati-hati Riya
Namun, kita tetap harus berhati-hati dan mengikhlaskan niat demi menghindarkan diri dari sombong, riya, dan pamer.
Setelah kita mewujudkan melalui ucapan lisan, selanjutnya kita menampakkannya melalui anggota badan. Salah satunya adalah memakai paktidaaian yang bersih, bagus, dan wajar tidak berlebihan atau mewah. Selain itu, salah satu bentuk bersyukur kepada Allah dengan anggota badan adalah dengan shalat.
Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata, “Jika Rasulullah ﷺ melakukan shalat, beliau berdiri hingga kedua telapak kaki beliau bengkak.” Lalu, Aisyah bertanya, “Kenapa engkau melakukan semua ini padahal Allah telah memberikan ampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?” Lalu, beliau menjawab, “Apakah tidak boleh jika aku termasuk hamba yang bersyukur?”
Demikianlah seharusnya sikap seorang Muslim ketika mensyukuri nikmat Allah pada dirinya. Ia mensyukurinya melalui hati, lisan, dan anggota badan. Hal itu karena masih banyak pla di antara kita yang tidak bersyukur. Allah berfirman dalam surah Saba (34) ayat 13:
وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ…
… dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.
BACA JUGA: 2 Rumus Rumah Tangga Bahagia: Sabar dan Syukur
Mereka tidak berterima kasih kepada Allah, tetapi justru kufur terhadap nikmat-nikmat Allah. Ia tidak merasa cukup karena selalu melihat ke atas. Hal itu menghilangkan rasa syukurnya kepada Allah. Oleh sebab itulah, kita hendaknya menghiasi diri dengan sifat qanaah dan selalu merasa puas dengan pemberian-Nya.
Nabi ﷺ bersabda, “Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian. Sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kalian.”
Cara Bersyukur: Lihatlah ke Atas
Jika masalah agama dan ibadah atau akhirat, lihatlah ke atas. Jangan melihat ke bawah. Namun, jika masalah dunia maka lihatlah ke bawah dan jangan lihat ke atas. Seseorang yang memiliki sifat qanaah akan hidup dengan tenteram. Seorang penyair berkata:
Jika engkau memiliki hati yang selalu qanaah
Maka sesungguhnya engkau sama seperti raja dunia
Dengan demikian, kebahagiaan tidak harus berarti memiliki harta yang banyak. Akan tetapi, yang paling penting adalah sifat qanaah atau menerima pemberian Allah.[]
SUMBER: PUSAT STUDI QURAN