BUYA Hamka, di Tafsir Al-Azharnya, mengatakan bahwa lamanya cobaan yang dialami oleh Nabi Ayyub berlangsung selama 14 hingga 18 tahun. Ini sebuah periode yang cukup lama. Cobaannya, perpaduan antara sakit yang tak kunjung sembuh dan kemiskinan yang luar biasa. Bukankah sangat berat?
Bila hanya sakit, namun masih ada sedikit harta, masih ada harapan untuk sembuh dengan berobat. Bila miskin, namun masih sehat, masih ada harapan untuk kaya kembali dengan berusaha. Namun, bila keduanya berpadu, apakah ada jalan keluar dari cobaan ini?
Ujian yang rentang waktunya cukup lama tersebut, apa gejolak di dada Nabi Ayyub? Apa ungkapan pembicaraan yang tercatat dari lisan Nabi Ayyub? Ternyata Nabi Ayyub sangat sedikit berbicara. Ini tanda, jiwanya sangat tentram. Ini tanda keridhaanya terhadap takdir-Nya. Bukankah, takdir-Nya merupakan rahmat-Nya?
Ibnu Arabi menyimpulkan hanya ada dua ucapan yang direkam dalam sejarah. Pertama, di surat Al-Anbiyaa ayat 83, “Sesungguhnya aku telah disentuh kemelaratan, padahal Engkau adalah maha penyayang diantara sekalian yang Penyayang.” Nabi Ayyub hanya mengungkapkan fakta saja, setelah itu mengagungkan asmaulhusna-Nya Allah.
Ucapan Nabi Ayyub yang kedua dicatat dalam surat Shaad ayat 41, “Sesungguhnya aku telah diganggu syetan dengan kepayahan dan siksaan.” Ujian Nabi Ayyub bukan saja sakit yang berat dan kemiskinan yang pekat saja, tetapi juga godaan syetan yang luar biasa, sehingga jiwanya kepayahan dan tersiksa untuk menetralisir godaan dari syetan.
Dari dua ucapannya, ada ungkapan yang memuat fakta ujian yang dialaminya. Yaitu, kemelaratan dan gangguan syetan. Tak ada ungkapan keluh kesah atau pun segera diakhiri ujiannya. Ujian yang terberat justru gangguan syetan bukan kemelaratannya.
BACA JUGA:Â Shalat Pembuka Kemenangan
Ungkapan dari ucapan yang luar biasa dari Nabi Ayyub, “Engkau adalah yang maha penyayang di antara sekalian yang penyayang.” Nabi Ayyub tetap memuji Allah, padahal tengah menghadapi ujian yang tidak diketahui solusinya. Nabi Ayyub telah menjadi model terbaik dalam bersabar. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.