THERLY Mainit masuk Islam sebelum dia meninggalkan Filipina pada bulan Agustus dua tahun lalu.
“Saya mulai dengan cara yang salah,” kata Mainit, 34, seorang sekretaris dari Cotabato City. “Saya hanya belajar bagaimana caranya shalat, membaca Al-Qur’an dan tahu lebih banyak tentang Islam tahun ini.”
Orangtua dan tujuh orang saudaranya, semua penganut Katolik, telah menerima keputusannya. Nama Muslimnya adalah Alyssa.
“Mereka melihat lewat Facebook, sekarang saya memakai jilbab,” katanya seperti dikutip dari The National. “Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya sudah cukup tua untuk membuat keputusan saya sendiri dan mereka akan mendukung apa pun yang membuat saya bahagia.”
Sejak Mei 2014, Mainit telah mengikuti kelas bahasa Arab dan Quran dan studi Islam di New Muslim Centre di Abu Dhabi.
“Saya ingat bertemu dengannya pada awal tahun ini,” kata guru Mainit, Dr Nasser Raciles, administrator kantor di New Muslim Centre.
“Alyssa hanya belajar tentang Islam di sini, tapi saya bisa melihat bahwa dia berdedikasi dan bersemangat untuk belajar lebih banyak.”
Ada sekitar 3.000 mualaf dari 48 kebangsaan di negara ini. Dari mereka, 80 persennya berasal dari Filipina.
Mainit mengatakan dia merasa lebih tercerahkan setelah berbulan-bulan menghadiri kajian Islam.
Dia menghabiskan Ramadan pertamanya di Abu Dhabi. “Suami saya, seorang Muslim, tidak memaksa saya untuk mengubah saya,” katanya. “Selama bertahun-tahun saya telah mencari beberapa jenis kedamaian batin dan saya menemukan bahwa hal itu hanya ada dalam Islam. Iman saya telah membawa saya lebih dekat kepada Allah.”
Barokallah, Miss! []