ADA seorang tukang cukur yang tidak percaya Tuhan itu ada. Tukang cukur menyampaikan ketidakpercayaannya kepada pelanggannya bahwa dia tidak percaya adanya Tuhan.
Pelanggan bertanya apa alasannya, tukang cukur itu menggambarkan rasa sakit, kemiskinan, dan penderitaan yang harus dijalani oleh orang-orang di mana-mana.
Ia berpendapat bahwa jika Tuhan itu ada, yang penuh kasih dan perkasa, yang mengurus mahluknya seharusnya Dia menghapus penderitaan itu dari masyarakat.
BACA JUGA: Dari Logika Atheis, Mualaf Ini Akhirnya Menemukan Islam
Setelah rambutnya dipotong, pelanggannya keluar dari tempat cukur itu. Di jalan, ia melihat seorang gila dengan rambut panjang dan kotor, serta jenggot yang tidak rapi.
Pelanggan itu kembali ke salon dan berkata kepada tukang cukur, “Sekarang saya yakin bahwa tidak ada tukang cukur di jalan ini.”
“Mengapa kau katakan seperti itu?” tanya tukang cukur itu dengan tak percaya.
Menunjuk ke orang gila itu, pelanggan berkata, “Jika ada seorang tukang cukur di sini, bagaimana bisa ada pria yang memiliki rambut panjang dan kotor, serta jelek seperti itu?”
Tukan cukur membela posisinya, “Saya tukang cukur terbaik di kota ini. Ada beberapa tukang cukur di jalan-jalan lainnya. Orang yang gila itu tidak datang ke salah satu dari kami untuk memotong rambut. Itu bukan kesalahan kami.”
BACA JUGA: 3 Pertanyaan Seorang Atheis
Pelanggan itu berkata, “Nah, itu benar. Sama seperti tukang cukur, Tuhan juga ada. Masalahnya adalah orang-orang seperti anda tidak pernah mencari-Nya dan menolak untuk bertemu dengan-Nya, dan mencari berkat-Nya. Itulah mengapa Anda menemukan begitu banyak kesedihan dan penderitaan.”
Bukan Tuhan tidak ada, tapi orang tidak mendekat (taqarub illalloh), tidak mau mengingat Allah, tidak beribadah kepada Allah. []
SUMBER: ALMASOEM BANDUNG