Menurut ajaran Islam, ziarah kubur adalah kunjungan ke makam orang yang telah meninggal. Tujuannya untuk mendoakan mereka serta memohon ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosa yang mereka lakukan.
Selain itu, ziarah kubur juga dapat menjadi pengingat kematian bagi setiap manusia. Dengan melakukan ziarah kubur, diharapkan kesadaran akan pentingnya hidup berbuat baik dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian.
Anjuran untuk melakukan ziarah kubur disunnahkan bagi muslim. Hal ini dilandasi dari sebuah hadits.
“Dulu aku melarangmu melakukan ziarah kubur. Sekarang, lakukanlah ziarah kubur, karena akan mengingatkan kalian terhadap akhirat.” (HR Muslim)
BACA JUGA: Angan-angan Penghuni Kubur: Bertemu Ramadhan
Kegiatan ziarah kubur pada dasarnya bisa dilakukan kapan saja. Namun, beberapa umat Islam melakukan ziarah pada hari-hari tertentu, seperti menjelang bulan Ramadhan dan menjelang datangnya hari raya.
Lalu, adakah hari yang paling bagus untuk melakukan ziarah kubur?
Hari yang Paling Bagus untuk Ziarah Kubur
Dikutip dari buku Panduan Amalan Hari Jumat oleh Mahmud Ahmad Mustafa, pada prinsipnya ziarah ke makam orang tua, keluarga, guru, dan para ulama dapat delaksanakan kapan saja. Namun, terdapat keterangan tentang keuatamaan ziarah yag dilakukan pada hari Jumat.
Dalam riwayat Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ زَارَ قَبْرَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدِهِمَا فِيْ كُلِّ جُمُعَةٍ غُفِرَ لَهُ وَ كُتِبَ لَهُ بَرًا
Artinya: Siapa pun yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah satunya tiap hari Jumat, maka diampuni dosa-dosa (kecil) nya dan dia dicatat sebagai orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Imam Ibnu Qayyim menuturkan bahwa, “Sesungguhnya arwah orang-orang yang meninggal mendekat dari kubur mereka pada hari jumat. Maka mereka mengetahui orang-orang yang mengunjungi mereka, orang yang melintasi mereka, dan memberi salam kepada mereka.”
Berdasarkan keterangan tersebut, maka hari yang paling baik dalam melakukan ziarah kubur adalah hari Jumat. Hal ini didorong oleh keutamaan yang disebutkan dalam hadist dan keyakinan bahwa roh orang yang meninggal akan lebih dekat dengan kuburnya pada hari Jumat.
Meskipun ziarah kubur pada hari Jumat memiliki keutamaan, bukan berarti Anda tidak boleh berziarah di hari lain. Tetap bisa berziarah kapan saja sesuai dengan niat dan kesempatan.
Hal yang Harus Dilakukan Saat Berziarah Kubur
Ketika seorang muslim ingin melakukan ziarah kubur, sebaiknya memperhatikan berbagai macam adab yang baik. Berikut ini adalah beberapa adab yang harus dilakukan saat berziarah kubur.
1. Mendoakan Jenazah
Mendoakan seseorang yang sudah meninggal merupakan hal utama yang harus dilakukan ketika berziarah kubur. Kita mesti mendoakan mereka yang sudah meninggal dengan hati yang tulus dan memohon ampunan serta kasih sayang Allah SWT untuk mereka.
2. Ucapkan Salam
Saat memasuki area pemakaman, disarankan untuk mengucapkan salam kepada orang yang telah meninggal. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menghargai dan mendoakan orang-orang yang sudah mendahului kita.
3. Membacakan Surat Pendek
Saat melakukan ziarah kubur, kita dapat membaca surat-surat pendek seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Membaca surat-surat pendek ini juga berfungsi sebagai doa untuk orang yang telah meninggal dunia.
4. Hindari Menangis Secara Berlebihan
Islam selalu mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk ketika berziarah. Ketika melakukan ziarah, sebaiknya kita tidak terlalu larut dalam kesedihan.
BACA JUGA: Amalan Peringan Siksa Kubur
5. Hindari Duduk atau Menginjak Kuburan
Duduk atau menginjak kuburan dianggap tidak pantas dan tidak menghormati orang yang telah meninggal dunia. Lebih baik berdiri di tempat yang telah disediakan dan mendoakannya dengan tulus agar Allah mengampuni dosa-dosanya.
6. Menyiramkan Air di atas Pusara
Menyiramkan air di atas pusara kuburan adalah salah satu hal yang juga dilakukan oleh Rasulullah SAW. Diriwayatkan dalam hadits dari Ja’far dan ayahnya berkata bahwa, “Sesungguhnya Nabi Muhammad menyiram air di atas kuburan Ibrahim anaknya dan, ia juga meletakkan kerikil di atasnya.” (HR. Baihaqi).
Wallahu a’lam. []
SUMBER: DETIK