Oleh: Ustadz Abdullah Al-Jirani
KALAU disebutkan dalil-dalil dalam suatu masalah, maka mereka akan menolak dengan alasan para sahabat dan para pengikut mereka dari kalangan imam-imam ahli ijtihad (seperti imam mazhab yang empat) tidak melakukannya.
Tapi giliran disebutkan bahwa para salaf dari kalangan sahabat atau para imam mazhab mengamalkannya, maka tanpa malu mereka menolak dengan alasan perbuatan mereka itu bukan dalil. Dalil itu Al-Quran dan sunnah.
BACA JUGA: Ada yang Berani Menghukumi Ustadz Adi Hidayat Kafir, karena Menghalalkan Musik
Karakter mereka ini adalah berbicara dalam urusan agama sesuka hati mereka dan untuk mendapatkan tujuan-tujuan tertentu saja. (Menguntungkan diambil, tidak mengutungkan dibuang. Sesuai dengan pendapat mereka dipakai, tidak sesuai ditinggal).
Mereka ini tidak punya sifat wara’ (menjauhkan diri dari dosa) dan takut kepada Allah yang menahan mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji ini.
BACA JUGA: 9 Perbedaan Muhammadiyah dan Salafi
Lalu, kebaikan apa yang diharapkan dari orang-orang seperti ini? (kebaikan) dari agama yang mana yang tersisa untuk orang-orang yang sifat wara’nya telah lenyap dan rasa takutnya telah berpisah dari diri mereka? (Ar-Radd Al-Muhkim, hlm. 36) []