SUATU hari yang panas, Nabi Muhammad ﷺ pergi ke suatu tempat. Di perjalanan di sebuah padang gurun, ia melihat seorang wanita tua membawa tas di kepalanya.
Nabi Muhammad ﷺ membantunya. Ia langsung membawakan barang-barang wanita itu.
Nabi ﷺ bertanya kepada wanita sedang menuju kemana dan mengapa melakukan perjalanan sejauh itu.
Si wanita tua itu menjawab, “Aku meninggalkan kota ini karena telah mendengar bahwa seorang penyihir bernama Muhammad sudah tiba di kota.”
BACA JUGA: Anak-anak di Zaman Nabi, Begini Gambarannya (1)
Nabi ﷺ hanya tersenyum. Sepanjang perjalanan, ia tidak mengatakan sepatah kata pun lagi kepada wanita tua itu.
Sebaliknya, Nabi ﷺ dengan sabar mendengarkan wanita tua itu terus mencerocos menjelek-jelekkan “penyihir” yang ia sebut sebelumnya.
Lama-kelamaan, wanita tua itu memperhatikan pemuda yang menolongnya itu berwajah sangat ceria dan rendah hati. Si wanita tua juga menyadari bahwa keringat pemuda itu begitu wangi. Dia sangat terkesan.
Ketika mereka sampai di tempat tujuan, Nabi ﷺ meletakkan tas kepunyaan si nenek dan hendak pergi begitu saja. Tapi wanita tua itu berkata, “Hai, orang yang baik! Setidaknya katakan padaku namamu!”
BACA JUGA: Musailamah Al-Kazzab, Nabi Palsu
Nabi ﷺ menjawab dengan sopan, “Saya adalah orang yang menyebabkan Anda meninggalkan kota.”
Wanita tua itu terkejut bukan kepalang. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa orang yang bicarakan kejelekannya itu justru berakhlaq sangat baik dan membantunya dalam perjalanan jauh itu. Seketika ia menyatakan masuk Islam. []