SEBAGAI seorang anak, berbakti kepada kedua orangtuanya sudah menjadi kewajibannya. Terutama dalam berbakti kepada ibunya. Ya, ibu memiliki kedudukan yang begitu penting dalam diri seorang anak. Sebab, sang anak bisa berada di dunia ini melalui ibunya.
Anak memang wajib mengikuti perintah ibunya. Tetapi, jika ibu berbuat dosa, seperti halnya berbuat syirik, apakah anak harus mengikutinya? Tentu tidak, bukan?
BACA JUGA: Doa Mustajab Ibu yang Sedang Mengandung, oleh: Ustadz Adi Hidayat
Maka, tugas anak adalah mengarahkan ibunya untuk tidak berbuat dosa. Tapi, jika anak melakukannya dengan cara marah pada ibu karena telah berbuat dosa, bolehkah?
Salah satu adab terhadap orang tua yang Allah ajarkan kepada kita adalah berkata lembut dan tidak boleh menghardiknya atau membentaknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut di dekatmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia,” (QS. Al-Isra: 23).
Sampaipun orangtua memaksa anaknya untuk berbuat syirik, Allah perintahkan agar kita tetap bersikap lembut kepadanya, tanpa harus mentaatinya.
BACA JUGA: Ada yang Bilang Bentuk Perut Ibu Hamil Bisa Tentukan Jenis Kelamin Bayi, Benarkah?
Allah berfirman, “Jika keduanya memaksamu untuk berbuat syirik dengan mempersekutukan aku yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik,” (QS. Luqman: 15).
Dan tentu kita tahu, syirik adalah dosa dan maksiat terbesar secara mutlak. Sekalipun dalam kondisi mereka melakukan kesyirikan dan bahkan memaksa kita untuk berbuat syirik, Allah tidak mengizinkan kita untuk bersikap kasar kepada orang tua, terutama ibu. []
SUMBER: KONSULTASI SYARIAH