Suatu saat Nabi Sulaiman ‘alaihissalam sedang berada di istananya memandangi seekor burung yang sedang merayu betinanya.
“Aku mencintaimu; dengan cinta yg tak sanggup melanggar perintah dan permintaanmu,” rayu burung jantan.
“Bahkan” lanjutnya, “seandainya kamu minta agar istana Sulaiman ini dirobohkan dan ditimpakan ke pemiliknya, aku akan laksanakan.”
BACA JUGA: Nabi Sulaiman Seorang Juri
Selesai merayu betinanya, Nabi Sulaiman meminta burung terasebut mendekat.
Dengan nada tinggi tersinggung, Nabi Sulaiman berucap ,”apa katamu?”
Si burung jantan berdalih membela diri, “Aku berbicara dengan lisan para pecinta. Lisan para pencinta (yang mabuk) tak bisa dinalar akal.”
BACA JUGA: Kisah Nabi Sulaiman Hendak Sembelih Bayi yang Diperebutkan
Akhirnya Nabi Sulaiman tersenyum dan memaafkan gombalan burung pejantan.
Kisah ini diilustrasikan oleh Ibnu Arabi dalam Futuhat-nya untuk menggambarkan syatahat (ucapan nyeleneh/ektatif) kaum sufi. []
SUMBER: SANAD MEDIA