SUATU ketika Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memiliki keimanan yang kuat bahwa tiada yang patut disembah selain Allah, maka surga baginya.”
Abu Dzar terkejut dan dia bertanya, “Wahai utusan Allah! Setelah memiliki iman seperti itu, seseorang dapat masuk surga meski dia melakukan zina dan pencurian?”
BACA JUGA: Azab Pezina di Akhir Hidupnya
Nabi bersabda, “Ya, dia akan masuk surga.”
Kemudian kedua kalinya Abu Dzar mengajukan pertanyaan yang sama, “Wahai utusan Allah! Dapatkah seseorang masuk surga meski dia melakukan zina dan pencurian?”
Nabi kembali bersabda, “Ya, dia akan masuk surga.”
Ketiga kalinya Abu Dzar kembali bertanya dengan heran pertanyaan yang sama, “Wahai utusan Allah! Dapatkah seseorang masuk surga meski dia melakukan zina dan pencurian?”
BACA JUGA: Ali bin Abi Thalib Berdoa untuk Tangan si Pencuri
Kali ini Nabi menjawab. “Ya, orang itu akan masuk surga, meski Abu Dzar tidak mau dan tidak menyukainya.”
Setelah Nabi wafat, ketika Abu Dzar meriwayatkan hadis ini, dia selalu menyebutkan dengan senang hati kalimat tersebut, “Siapa yang pernah beriman kepada satu Allah, akan masuk surga, bahkan jika Abu Zar tidak mau dan tidak menyukainya.” []