DUNIA bukan hanya dihuni oleh makhluk bernama manusia. Ada makhluk lain yang juga ditempatkan oleh Allah SWT di bumi. Baik itu hewan, tumbuhan dan benda-benda lain yang tidak dapat bergerak secara kasat mata. Selian itu, ada pula makhluk yang tidak bisa dilihat oleh sembarang orang. Ialah jin, makhluk tak kasat mata.
Mendengar kata jin, tak sedikit dari kita yang merasa takut. Sebab, yang kita tahu bahwa jin itu makhluk yang menyeramkan yang senantiasa menggoda manusia. Tapi, tahukah Anda bahwa ternyata jin takut pada manusia?
BACA JUGA: Apakah Jin juga akan Dihisab seperti Manusia?
Ibnu Abid Dunya meriwayatakan bahwa Mujahid pernah berkata, “Pada suatu malam, ketika saya sedang melakukan shalat, tiba-tiba sesosok makhluk yang mirip anak kecil berdiri di hadapan saya.”
Dia berkata, “Saya pun mendekatinya untuk menangkapnya, tetapi dia segera meloncat ke belakang tembok, hingga saya mendengar suara loncatannya. Dan setelah itu, dia tidak pernah datang lagi.”
Mujahid melanjutkan, “Sesungguhnya bangsa jin merasa takut kepada kalian, sebagaimana kalian juga merasa takut kepada mereka.”
Mujahid juga berkata, “Setan lebih takut kepada kalian daripada rasa takut kalian kepadanya. Jika dia muncul di hadapan kalian, janganlah kalian merasa takut kepadanya, karena jika kalian takut, dia akan mampu mengendarai (menguasai) kalian. Tetapi, hampirilah dia, karena dia akan pergi.”
Al-Hafidz Abu Bakar Muhammad bin Muhammad bin Sulaiman Al-Baghindi berkata, “Ahmad bin Bakar bin Abu Maimunah bercerita kepada kami, ‘Ghiyats bercerita kepada kami bahwa Mujahid berkata, ‘Setiap kali saya melaksanakan shalat, setan selalu menjelma di hadapan saya dalam bentuk Abdullah bin Abbas, maka saya teringat perkataan Ibnu Abbas.
BACA JUGA: Jin, Makhluk Apakah Dia?
Suatu ketika, saya meletakkan pisau di samping tempat shalat, tiba-tiba setan menjelma di hadapan saya, saya pun menghampirinya dan menusuknya, hingga makanannya terjatuh. Setelah itu, saya tidak pernah lagi melihatnya’.”
Al-Hafidz Al-Baghindi ini pernah dikomentari Al-Hafidz Ibnu Hajar, ‘Dia seorang rawi yang terkenal mudallis (suka menutup-nutupi/ menipu dalam meriwayatkan), meski dia juga seorang yang jujur dan terpercaya. Tetapi saya katakan, ‘Dalam riwayat ini Al-Baghindi menggunakan metode ‘tahdits’ (bercerita). Dengan begitu ke-tadlis-annya tidak dianggap. []
Referensi: Ruqyah Jin, Sihir dan Terapinya/Karya: Syaikh Wahid Abdussalam Bali/Penerbit: Ummul Qura