PALESTINA—Hasil kajian dari Kelompok Studi Palestina terhadap Israel “Madar” telah menyimpulkan bahwa Palestina menjadi pihak yang paling dirugikan atas kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Saudi dan Palestina.
Tidak jauh beda dengan sikap pemerintah sebelumnya yang dipimpin Barack Obama, terkait dengan konflik Palestina – Israel. Palestina tidak lebih dari hanya sekadar pihak ketiga dalam kunjungan ini.
Dilansir PIC pada Selasa (30/5/2017), dalam diskusi di kalangan Israel seputar kunjungan Trump dan pernyataannya, “Madar” melihat ada tiga sikap kalangan Israel terhadap kunjungan Trump.
Sikap pertama yang diwakili kelompok kanan Israel, yang menilai bahwa arah kunjungan Trump dan pernyataannya selaras dengan arah pemerintah Israel dan kalangan kelompok kanan Israel.
Sikap kedua yang diwakili kelompok oposisi Israel yang menilai bahwa arah Trump secara global selaras dengan arah yang diserukan selama bertahun-tahun dalam menghadapi sikap Israel saat ini.
Sedang sikap ketiga menilai bahwa Trump sama sekali tidak memberikan apa-apa. Karena dia tidak mengetahui apa-apa dan dia tidak punya visi, baik untuk konflik maupun untuk perundingan antara kedua belah pihak. Buktinya adalah bahwa Trump dalam pernyataannya tidak menyebutkan apapun yang berkaitan dengan perundingan, bahkan dia tidak menyebut titik awal untuk perundingan antara kedua belah pihak.
Kajian ini melihat bahwa Trump berusaha memuaskan semua pihak. Dia tidak menyebutkan apapun tentang hak-hak politik, namun tidak menegaskan legalitas Israel di tanah Palestina. Apa yang dia bicarakan seputar Israel dan bangsa Yahudi hanyalah percataan empati historis dan tidak berarti apa-apa di sisi politik. []