ALLAH SWT berfirman: Jika mereka (jin dan manusia) tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), Kami benar-benar akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak), untuk Kami beri cobaan kepada mereka dalam semua nikmat itu. Barang siapa yang berpaling dari mengingat Tuhannya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam azab yang amat berat. (QS. al-Jin: 16-17)
Ayat ini menerangkan bahwa salah satu sarana utama ujian dari Tuhan ialah melimpahnya karunia. Jelas ujian melalui kenikmatan lebih berat dan sulit daripada ujian dengan kesengsaraan, sebab bertambah kenikmatan biasanya akan membuat malas, lalai, dan hanyut dalam kesenangan-kesenangan.
Inilah yang membuat manusia jauh dari Tuhan dan memberi ruang lebar bagi aktivitas setan. Hanya orang yang senantiasa ingat Allah yang bisa selamat dari hal-hal tak diinginkan dari melimpahnya kenikmatan. Mereka tidak lupa mengingat Allah. Zikir yang istiqomah kepada Allah akan menjaga hati dari pengaruh setan.
BACA JUGA:Â 4 Kenikmatan dalam Ujian
Allah SWT berfirman: Ada pula manusia yang apabila Tuhan mengujinya lalu Dia memuliakan dan memberi kesenangan kepadanya dia (lupa daratan seraya) berkata (dengan angkuh), Tuhanku telah memuliakanku.
Ia lupa bahwa ujian Tuhan baik berupa kenikmatan maupun segala macam musibah bukan untuk menjadikannya sombong ketika diberi kenikmatan dan menjadikannya putus asa ketika ditimpa bencana. Manusia dalam dua kondisi seperti itu melupakan tujuan ujian Tuhan.