KHUTBAH merupakan salah satu rukun dari pelaksanaan sholat jumat yang biasa disebut dengan khutbah jumat. Sebelum para jamaah melaksanakan sholat jumat, diwajibkan untuk mendengarkan dua khutbah yang disuarakan oleh khatib setelah azan sholat jumat. Khutbah itulah yang dinamakan hkotbah jumat.
Arti dari Khutbah Jumat adalah perkataan yg disampaikan oleh khatib di atas mimbar saat Shalat Jum’at berlangsung. Isinya tentang nasihat-nasihat islami untuk para jamaah yang hadir di Shalat Jum’at.
Berbeda dengan khutbah pada umumnya, khutbah Jumat ini terikat dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu. Apabila khutbah tersebut tidak memenuhi syarat dan rukunnya maka tidak sah khutbahnya otomatis sholat jumat pun jadi tidak sah.
Apa saja syarat dan rukun khutbah jumat tersebut? Berikut ini syarat dua khutbah pada shalat Jumat menurut madzhab Syafi’i:
BACA JUGA: Benarkah Ada Sunnah Melakukan Jima di Malam Jumat?
1. Khatib berdiri pada dua khutbah ketika ia mampu dan kedua khutbah dipisah dengan duduk.
Dalilnya adalah hadis dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. Dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan dua khutbah dan duduk di antara keduanya.” (HR. Bukhari no. 928).
Juga dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma; ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkhotbah sambil berdiri kemudian duduk lalu beliau berdiri kembali. Itulah seperti yang kalian lakukan saat ini.” (HR. Bukhari no. 920 dan Muslim no. 862)
2. Khutbah dilakukan kemudian shalat.
Hal ini berdasarkan banyak hadits yang menerangkannya dan adanya ijma’ atau kata sepakat para ulama dalam hal ini.
3. Khatib suci dari hadats kecil maupun hadats besar, suci pula dari najis yang tidak dimaafkan yaitu pada pakaian, badan dan tempat, begitu pula khatib harus menutup aurat.
Khutbah itu seperti shalat dan sebagai gantian dari dua raka’at yang ada pada shalat Zhuhur. Oleh karenanya sama halnya dengan shalat, disyaratkan pula syarat sebagaimana shalat.
4. Rukun khutbah diucapkan dengan bahasa Arab.
Rukun khutbah mesti diucapkan dengan bahasa Arab walaupun rukun khutbah tersebut tidak dipahami. Jika tidak ada yang paham bahasa Arab dan berlalunya waktu, maka semuanya berdosa dan Jumatan tersebut diganti dengan shalat Zhuhur.
Adapun jika ada waktu yang memungkinkan untuk belajar bahasa Arab, maka rukun khutbah yang ada boleh diterjemahkan dengan bahasa apa saja. Seperti ini Jumatannya jadi sah.
5. Berurutan dalam mengerjakan rukun khutbah, lalu berurutan pula dalam khutbah pertama dan kedua, lalu shalat.
Jika ada jarak yang lama (yang dianggap oleh ‘urf itu lama) antara khutbah pertama dan kedua, juga ada jarak yang lama antara kedua khutbah dan shalat, khutbah jadi tidak sah. Jika mampu, wajib dibuat berurutan. Jika tidak, maka shalat Jumat diganti shalat Zhuhur.
6. Yang mendengarkan rukun khutbah adalah 40 orang yang membuat jumatan jadi sah.
Singkatnya, rincian syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Khatib harus laki-laki
2. Khatib yang memberikan khutbah harus suci dari hadas besar dan kecil
3. Khatib harus suci dari najis, baik yang ada dibadannya , pakaiannya maupun tempatnya
4. Khatib harus menutup aurat.
5. Khatib harus berdiri apabila mampu.
6. Khutbah harus dilaksanakan pada waktu dzuhur setelah azan ke-2 sholat jumat.
7. Isi rukun khutbah baik khutbah pertama dan khutbah kedua harus didengar oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah laki-laki (khatib diharuskan untuk mengeraskan suaranya)
8. Khatib harus duduk sebentar dengan tuma’ninah (menenangkan dirinya sebentar) di antara dua khutbah.
9. Khutbah pertama dengan khutbah kedua harus dilaksanakan secara berturut-turut, begitu juga antara khutbah dengan shalat jum’ah.
10. Rukun-rukun khutbah harus disampaikan dengan bahasa arab, kecuali selain rukun khutbah boleh dengan bahasa lain.
BACA JUGA: Hukum Tidur saat Khutbah Jumat
Apa saja yang menjadi rukun khutbah tersebut? Berikut ini rinciannya:
1. Khatib membaca Hamdalah (memuji Allah) dengan lafal “Alhamdulillah…dan seterusnya” pada khutbah pertama dan khutbah kedua.
2. Khatib membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, pada khutbah pertama dan khutbah kedua.
3. Kemudian Khatib berwasiat kepada diri sendiri dan jama’ah untuk bertaqwa kepada Allah SWT, baik pada khutbah pertama maupun khutbah kedua.
4. Khatib membaca ayat Al-qur’an pada salah satu dari dua khutbah.
5. Khatib mendoakan seluruh kaum muslimin pada khutbah kedua. []