PERHATIKAN, ada bahaya pelit yang sangat merusak.
Islam adalah agama yang mengajarkan kebaikan, kasih sayang, dan kepedulian terhadap sesama. Salah satu sifat yang sangat ditekankan dalam Islam adalah kedermawanan. Sebaliknya, sifat pelit atau kikir adalah sifat yang sangat dicela dalam ajaran Islam.
Imam Abu Laits As Samarkandi, seorang ulama besar, menjelaskan bahaya dari sifat pelit dalam kitabnya, Tanbihul Ghafilin. Dalam tulisan ini, kita akan mengulas beberapa pendapat beliau mengenai bahaya pelit menurut Islam.
BACA JUGA:Â Pelit Membuat Harta Tidak Berkah
Semoga setelah membaca tulisan ini bisa menjadi pengingat diri agar menjadi pribadi yang murah hati dan jauh dari sifat pelit.
1. Bahaya Pelit: Menghambat Rahmat dan Berkah
Imam Abu Laits As Samarkandi menyebutkan bahwa sifat pelit dapat menghalangi datangnya rahmat dan berkah dari Allah Swt. Orang yang pelit cenderung tidak berbagi rezeki yang telah Allah karuniakan kepada mereka, sehingga mereka menutup pintu bagi keberkahan. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman:
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (Q.S. At-Taubah: 34).
Ayat ini mengingatkan bahwa menyimpan harta tanpa menafkahkannya di jalan Allah dapat membawa kepada siksa yang pedih. Rahmat dan keberkahan Allah Swt. turun kepada mereka yang gemar berbagi dan menolong sesama.
2. Bahaya Pelit: Menyebabkan Hilangnya Kasih Sayang Antar Sesama
Sifat pelit juga dapat merusak hubungan antar sesama manusia. Imam Abu Laits As Samarkandi menekankan bahwa seorang yang pelit akan dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya karena sifatnya yang tidak menyenangkan. Rasulullah ï·º . bersabda:
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang memberi, dan tangan di bawah adalah yang meminta.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini mengajarkan bahwa menjadi orang yang dermawan lebih baik daripada menjadi orang yang selalu meminta-minta. Dengan bersikap dermawan, seseorang dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang di tengah masyarakat.
3. Bahaya Pelit: Menghalangi Diri dari Pahala dan Keutamaan
Orang yang pelit kehilangan banyak kesempatan untuk mendapatkan pahala dan keutamaan. Dalam Tanbihul Ghafilin, Imam Abu Laits As Samarkandi menegaskan bahwa bersedekah dan berbagi adalah amalan yang sangat dicintai oleh Allah Swt. dan dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Rasulullah ï·º . bersabda:
“Setiap sedekah yang dilakukan di jalan Allah akan dilipatgandakan pahalanya menjadi tujuh ratus kali lipat.” (H.R. Bukhari).
Pahala yang besar ini hanya bisa diraih oleh mereka yang ikhlas dan tidak pelit dalam berbagi harta yang mereka miliki.
4. Bahaya Pelit: Menghancurkan Diri Sendiri
Sifat pelit tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga diri sendiri. Imam Abu Laits As Samarkandi menjelaskan bahwa orang yang pelit akan hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan akan kehilangan harta. Mereka tidak akan merasakan ketenangan batin dan kebahagiaan sejati. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman:
BACA JUGA:Â Â 5 Bahaya Menganggap Enteng Berutang
“Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-Hasyr: 9).
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang mampu mengendalikan sifat pelit akan meraih keberuntungan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
Sifat pelit merupakan salah satu sifat tercela yang harus dihindari oleh setiap muslim. Imam Abu Laits As Samarkandi dalam Tanbihul Ghafilin memberikan banyak nasihat mengenai bahaya pelit, baik bagi individu maupun masyarakat. []
SUMBER: RUMAH ZAKATÂ