MANUSIA disuruh melawan dan mengendalikan hawa nafsu. Usaha manusia dalam perjuangan melawan hawa nafsu ini tentu bertingkat-tingkat, tergantung pada kemampuan dan kekuatan imannya. Ayat-ayat Alquran memperingatkan kita untuk tidak mengikuti hawa nafsu.
Allah SWT berfirman:
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS. Al-Furqan: 43).
BACA JUGA: 6 Cara Melawan Hawa Nafsu
Maka orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya sebagai tuhan, dan selalu menaati apa yang diperintahkannya, maka Allah SWT berfirman: “dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat-Ku, serta mengikuti nafsunya dan itu adalah melewati batas” (QS. Al-Kahfi: 28).
Ketika mengikuti nafsu hati akan lalai dan pelakunya adalah manusia yang melewati batas.
Alquran mengingatkan kita bahwa An-Nafs dan Al-Hawa menghiasi hati untuk berbuat maksiat. Bahkan itu berupa pembunuhan kepada saudara terdekat. Seperti kisah dua anak Adam:
“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab dibunuhnyalah, Maka jadilah dia seorang di antara orang-orang yang merugi.” (QS/ Al-Ma’idah: 30)
Bahkan, nafsu mendorong pemiliknya untuk menyekutukan Allah SWT dan menghiasi manusia dengan kesyirikan. Tidaklah kaum Tsamud yang menyembelih unta betina dan mendustakan rasulnya Nabi Shalih AS, melainkan karena mereka mengikuti hawa nafsunya yang melapaui batas.
BACA JUGA: Cara Mengendalikan Nafsu Diri Sendiri
Allah SWT berfirman:
“Dan jiwa serta penyempurnaanya (ciptaannya), Maka allah mengilhamkan pada jiwa itu jalan kefasikan dan ketawaanya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikannya. Dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya. (kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas,’’ (QS. Asy-Syams: 7-11).
Itulah peringatan bagi manusia untuk tidak mengikuti hawa nafsunya karena hanya akan menjerumuskan ke dalam kemaksiatan. Wallahu a’lam. []