Sebab-sebab Hasad
1. Karena tidak bersyukur dengan nikmat Allah yang diberikan kepadanya.
Munculnya hasad salah satunya adalah karena menganggap orang lebih beruntung darinya. Padahal Allah yang berhak memberikan nikmat kepada yang dikehendakiNya.
Contoh:
Istri tidak suka suaminya mendapatkan kenikmatan, makan enak, beli pakaian yang bagus saat di luar rumah. Padahal setiap orang mempunyai rezeki yang tidaklah sama.
Atau perkara harta, jabatan, kecerdasan yang Allah berikan kepada orang lain. Ia merasa Allah tidak adil sehingga timbul penyakit hati.
2. Tidak ridho terhadap qodho Allah.
“Dan paling ringannya perangai hasad adalah tidak merasa ridho dengan ketentuan (Allah). Dan tidak menginginkan dari lawan apa yang Allah ‘jalla wa ‘ala tentukan atas hamba-hamba-Nya.
(Raudhotul Uqola wa Nuzhatul Fudhola.)
Orang yang hasad, ia merasa tidak ridho apabila Allah memberi kepada seorang (yang ia hasadi) berupa harta atau ilmu. Artinya ia tidak suka dengan ketentuan Allah.
3. Suka ikut campur dengan urusan orang lain
Sifat senang memperhatikan orang lain. Bukan dalam hal yang positif atau amar makruf nahi mungkar, melainkan dalam hal yang bukan menjadi urusannya. Sehingga banyak peluang membuatnya terjangkit hasad.
Sebab dihasadi
Janganlah dari seseorang melakukan sesuatu yang membuat orang bisa menghasadinya. Diantaranya,
1. Memajang foto yang menimbulkan rasa dengki orang lain
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
“Hakikat ‘ain adalah pandangan yang diiringi dengan ketakjuban dan dicampuri dengan hasad dari tabiat yang buruk yang membuat celaka orang yang dipandang.”
(Fathul Baari,10/200)
2. Menyebarkan kesuksesan dan kebahagiaannya (bukan karena niat positif, memotivasi dsb.)
Rosulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda,
“Bantulah kesuksesan hajat-hajat kalian dengan merahasiakannya, karena setiap orang yang memiliki nikmat itu akan menjadi sasaran hasad orang lain. (Silsilah Shohihah no. 1453)
BACA JUGA: 9 Bahaya Hasad
Oleh karena itulah, seringkali rencana kita gagal atau mengalami banyak hambatan ketika beritanya mulai tersebar. Sedihnya lagi juga memberi peluang untuk orang lain untuk bersifat hasad.
3. Suka pamer dengan kelebihan yang dikaruniakan Allah kepadanya (suka berlebih-lebihan dalam harta, tahta dsb)
Akibat penyakit hasad
1. Menghilangkan pahala kebaikannya
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,
”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud).
2. Hasad membuat diri sengsara.
Hasad tidak akan mengubah kondisi orang yang dihasadi. Melainkan hanya membuat hati sakit bahkan berimbas kepada sakitnya fisik.
Dosa punya efek jera yang besar. Satu kemaksiatan yang dilakukan hanya akan melemahkan senjata dalam menghadapi ujian. Saat bertaubat maka bisa menjadi penebusnya di akhirat tapi tetap akan ada efek jera di dunia, bisa berupa efek ke rezeki, fisik dan lain-lain.
3. Hasad mengundang kemurkaan Allah.
Hasad adalah dosa besar yang merusak keimanan bahkan memunculkan dosa-dosa lain. Yakni kufur nikmat, tidak ridho terhadap qodho Allah serta mencelakakan/ zhalim kepada orang lain.
4. Melenyapkan iman.
Karena hakikatnya membenci takdir Allah berupa pemberian nikmat kepada orang yang dikehendakiNya.
Tingkatan Hasad
1. Senang melihat saudaranya susah dan merasa sakit saat saudaranya senang. (Tingkat terburuk).
2. Tidak suka melihat saudaranya mendapatkan kebaikan dan juga keburukan (lebih baik dari pertama)
Ke-2 tingkat ini hukumnya haram. Dikatakan belum beriman.
3. Kebaikan bagi saudaranya tapi tetap harus di bawahnya dan tidak boleh menyamainya dalam nikmat. (Tingkat ini belum meraih adab yang diwajibkan)
4. Suka kebaikan atau saudaranya dan menyamainya dalam kebaikan (senang saat sama-sama dengan kebaikan). (Tingkat ini sudah meraih kewajiban dan akhlak yang baik)
5. Suka saat saudaranya mendapatkan lebih baik dari dirinya. (Akhlak sempurna). Namun jarang sekali terjadi.
Obat dan penawar hasad
1. Selalu bersyukur
– Allah berikan nikmat kepada orang yang dikehendakiNya. Saat melihat orang mendapatkan nikmat maka itu adalah nikmat untuknya. Sebagaimana seorang istri senang suaminya mendapatkan nikmat karena ia paham bahwa itu rezeki suaminya. Dan rezekinya tidak akan pernah tertukar dengan yang lain. Tak ada yang bisa menghalanginya saat Allah berkehendak memberikan nikmat yang lebih baik dari yang lain. Termasuk orang yang menjadi penanggung jawab nafkahnya tidak optimal memberikan haknya, (baik suami, orang tua, saudara laki-laki atau wali yang lain bagi yang belum menikah) maka Allah saja yang akan menjamin seseorang.
Contoh lain: ada orang yang bisa umrah dan haji setiap tahun maka itu adalah anugerah yang Allah berikan kepada orang tersebut. Maka bersyukurlah agar Allah tambahkan nikmatNya.
– Melihat orang yang tidak lebih beruntung dari diri kita akan mudah membuat bersyukur
Anggaplah diri lebih beruntung dari orang lain karena meskipun orang terlihat lebih baik, tak ada yang tahu apa yang pernah Allah ambil dari dirinya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Lihatlah kepada seorang yang berada dibawah kalian dan janganlah melihat orang yang diatas kalian, karena hal tersebut akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kalian”
2. Menyibukkan diri dengan Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah asy-syifa atau obat dan penawar. Sehingga orang yang selalu bersamanya akan sehat dari segala penyakit hati.
3. Ridho terhadap qodho Allah.
Orang yang ridho terhadap qodho Allah yakin bahwa Allahlah yang memberikan segala sesuatu sesuai kehendakNya. Apapun yang Allah berikan untuknya adalah pasti yang terbaik untuk dirinya. Apa yang diberikan Allah kepada orang lain adalah nikmat/ rezeki dari Allah untuknya. Bila menginginkan nikmat serupa maka dengan meminta nikmat tersebut kepada Allah Ta’ala.
4. Langsung meminta dan berdoa kepada Allah untuk mendapatkan nikmat yang sama.
Berdoalah kepada Allah dengan mengucapkan,
اللّٰهُمَّ زِدْهُ مِنْ فَضْلِكَ وَأَعْطِنِيْ أَفْضَلَ مِنْهُ
Allahumma zidhu min fadhlika, wa a’thinii afdhala minhu.
Ya Allah, tambahkanlah karunia-Mu kepada saudaraku tersebut dan berilah aku karunia yang lebih utama darinya.
Lihatlah bagaimana Nabi Zakaria melihat kenikmatan yang diberikan Allah kepada ponakan beliau yakni ibunda Nabi Isa alaihi salam, Maryam binti Imron beliau langsung berdoa untuk mendapatkan karunia kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman, artinya,
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”” (QS. Ali Imran 37-39).
Nabi Zakaria ‘alaihissalam setelah mendapat jawaban bahwa itu adalah karunia Allah, nabi Zakaria alaihissalam, segera berdoa, bukan hanyut dalam kekaguman atau ikut sibuk mencicipi atau mendengarkan cerita kronologi datangnya makanan tersebut.
5. Berdoa perlindungan dari hasad (juga terdapat dalam zikir pagi petang)
رَبَّنَا اغْفِرْ لَـنَا وَلِاِ خْوَا نِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِا لْاِ يْمَا نِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَاۤ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
“Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”
6. Mendoakan orang yang dihasadi.
Ketika menaruh kebencian bahkan dengki kepada orang lain maka berilah perhatian lebih kepadanya. Termasuk mendoakannya.
lbnu Qudamah rohimahullah berkata, “Jika terbetik di hatimu prasangka buruk terhadap seorang muslim, maka hendaklah kamu memberikan perhatian yang lebih kepadanya dan juga mendo’akan kebaikan untuknya karena hal itu akan menjadikan setan marah dan menjauh dari anda, sehingga dia tidak melemparkan kepada
anda prasangka buruk karena kawatir anda malah akan sibuk mendo’akan kebaikan untuknya dan lebih memperhatikannya.” [Mukhtashor Minhajul Qoshidin – 172]
BACA JUGA: 6 Obat Ampuh Penyakit Hasad
7. Mengingat kematian
Mengingat mati adalah pemutus kenikmatan. Menghilangkan cinta dunia dan rasa sedih yang berlebihan.
Buat apa mengumpulkan dosa, toh besok kita akan mati. Lebih baik menabung amal sholih sehingga ketika datangnya kematian kita sudah siap dengan bekal yang terbaik untuk bertemu di dengan Allah azza wa jalla.
Demikianlah penjelasan tentang sebab, akibat serta obat penyakit hasad. Semoga Allah melindungi kita darinya. [
KEADILAN ALLAH
Bentuk keadilan Allah bukan dengan cara memukul rata semua kondisi hambaNya. taklif/ pembebanan hukum, takdir, rezeki, bentuk tubuh dan sebagainya. Itulah mengapa ada bentuk taklif yang berbeda terhadap manusia atau ada ruksah/keringanan buat kategori tertentu. Orang tua/ sepuh, sakit, anak kecil, hamil, menyusui, orang safar dan lainnya. Tidak bisa sholat tepat waktu karena kondisi tertentu, atau tidak bisa menjalankan kewajiban lainnya.
Begitu pula dengan rezeki, ada yang dicukupkan atau disempitkan Allah. Karena Allah tahu siapa yang layak dan siapa yang membutuhkan. Siapa yang tidak layak atau pun tidak membutuhkan. Itulah wujud keadilan-Nya. Di balik semua itu ada maksud dan hikmah yang bisa dijadikan pembelajaran. Dan juga agar Allah mengetahui siapa yang beriman, siapa yang munafik, siapa yang fasik atau siapa yang munafik.
Wallahu a’lam bi showab. []