DI dalam Surat At Taubah ayat 71 Allah SWT berfirman tentang orang yang mempunyai tanda diberi rahmat:
وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ayat di atas menjelaskan perilaku utama orang-orang yang akan mendapatkan rahmat dan pertolongan dari Allah.
BACA JUGA: Kisah Haru Shofiya, Putri Almarhum Ustaz Arifin Ilham
Orang-orang tersebut bukanlah orang yang tidak pernah berhadapan dengan masalah dan tantangan. Karena tantangan dan masalah dalam kehidupan itu sunatullah, pasti terjadi. Dan manusia diciptakan oleh Allah untuk berhadapan dengan masalah.
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ
Para nabi, para shahabat dan auliya adalah orang-orang yang mereka selalu mendapatkan pertolongan dari Allah. Dan mereka adalah orang yang senantiasa mendapatkan masalah dan tantangan.
Berhadapan dengan masalah adalah sunnatulah. Allah berfirman dalam Surat Al Insyirah, “Bersama kesulitan ada kemudahan”.