SETIAP hamba wajib berpegang teguh dengan fitrahnya yang masih lurus dan berhati-hati dari berbagai sebab yang bisa menghalanginya dari kebenaran. Ia juga harus takut dari segala sesuatu yang akan menyimpangkannya dari kebenaran. Apabila ada suatu hal yang telah menggelincirkannya dari kebenaran, dia segera kembali kepada kebenaran itu dan berusaha menggenggamnya dengan kuat.
Adapun faktor-faktor yang bisa menghalangi dan menggelincirkan seorang hamba dari kebenaran, sangat banyak jumlahnya. Hal itu bisa berasal dari diri sendiri, seperti kebodohan dan hawa nafsunya. Bisa juga dari luar dirinya, seperti setan dari golongan jin dan manusia.
BACA JUGA: 4 Buah Berbuat Kebenaran
Dari sekian banyak faktor tersebut, yang paling banyak menggelincirkan makhluk dari jalan Allah adalah al-kibr (kesombongan) dan hasad (kedengkian) yang melekat pada dirinya.
Kesombongan dan kedengkian inilah yang menyeret Iblis la’natullah alaih untuk durhaka kepada Allah SWT. Kedurhakaan Iblis ini adalah kedurhakaan yang pertama kali terjadi di alam semesta. Hal itu karena Iblis iri dan dengki dengan keutamaan serta kedudukan yang dimiliki Adam as.
Seorang makhluk yang telah Allah SWT pilih untuk menjadi khalifah di muka bumi. Allah SWT mengajari beliau nama berbagai benda. Allah SWT perintah pula para malaikat untuk sujud kepadanya. Semua inilah yang menyeret Iblis untuk durhaka kepada Allah SWT.
Demikian pula kesombongan dan kedengkian membuat Yahudi enggan beriman kepada Allah SWT serta mengingkari kenabian Muhammad SAW. Mereka adalah ahli kitab, yang mengetahui berita akan diutusnya beliau SAW melalui Taurat dan Injil. Sebelum beliau SAW diutus, mereka juga sering menceritakan kepada orang-orang Arab, bahwa waktu diutusnya Muhammad SAW telah dekat. Setelah diutusnya beliau SAW, mereka juga betul-betul yakin bahwa beliau SAW adalah utusan Allah SWT, sebagaimana mereka mengenali anak-anak mereka sendiri.
BACA JUGA: Kebenaran Perihal Terbelahnya Bulan di Masa Rasulullah
Allah SWT berfirman,
ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَعۡرِفُونَهُۥ كَمَا يَعۡرِفُونَ أَبۡنَآءَهُمۡۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنۡهُمۡ لَيَكۡتُمُونَ ٱلۡحَقَّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
“Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahuinya.” (QS. al-Baqarah: 146)
Perkara yang menyeret mereka untuk mendustakan dan kufur kepada beliau SAW adalah kesombongan dan kedengkian. Hal ini terjadi karena beliau SAW bukan berasal dari bangsa Yahudi, yang mereka anggap lebih mulia daripada bangsa Arab.
Apabila kesombongan dan kedengkian itu mampu menyeret manusia ke dalam kekafiran, padahal dosa ini adalah dosa yang paling besar, bagaimana tidak mungkin ia juga akan menyeret mereka kepada dosa-dosa lain yang lebih kecil? Tentu hal tersebut sangatlah mudah, kecuali orang-orang yang mendapatkan perlindungan dan hidayah taufik dari Allah SWT. []
SUMBER: ASYSYARIAH