Di bulan Ramadhan, Allah SWT telah memfasilitasi kita agar bisa tetap sehat dengan cara berolaharaga di malam hari. Tentunya bukan olahraga seperti biasanya, tetapi shalat tarawih. Ya, dengan melaksanakan shalat, maka tubuh akan terasa lebih sehat.
KITA mungkin sudah tak asing lagi mendengar bahwa bulan Ramadhan itu merupakan bulan penuh keberkahan. Betapa tidak, bulan ini memfasilitasi kita dengan ibadah-ibadah yang bisa memberikan manfaat luar biasa. Salah satunya olahraga di malam hari.
Eits, jangan salah tafsir dulu! Olahraga di sini maksudnya ialah shalat tarawih. Mengapa dikatakan sebagai olahraga? Sebab, gerakan dalam shalat, sama halnya kita sedang berolahraga. Dan kita akan memperoleh nikmat jika melakukannya dengan benar. Salah satunya nikmat sehat.
Kita tahu bahwa shalat itu menyehatkan. Nah, biasanya kita hanya shalat wajib saja, tentu waktu berolahraga kita pun terbatas. Sedang kini, dengan adanya shalat tarawih, maka kita pun berolahraga di malam hari, yang akan memberikan efek yang lebih baik bagi kesehatan tubuh kita.
Lalu, benarkah shalat itu menyehatkan?
Anda tentu mengetahui rukun dari shalat bukan? Ya, rukun shalat itu mempunyai 13 perkara, yaitu niat, berdiri bagi yang mampu, takbiratul ihram, membaca Al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, tuma’ninah dalam semua amalan, duduk tasyahud, salam dan tertib.
Bersumber dari buku Mukjizat Gerakan Shalat karya Sagiran, dari semua poin yang terdapat dalam rukun shalat, terkandung begitu besar makna sehat. Yang pertama adalah berdiri dalam shalat. Kita diperintahkan untuk berdiri tegak, simetris antara belahan tubuh kanan dan kiri. Unsur medis yang terkandung dalam gerakan ini adalah berat badan menumpu di kedua telapak kaki sehingga dapat menghidarkan terjadinya kelainan tulang belakang (lordosis, kifosis, skoliosis). Efek lain dari posisi tersebut yaitu menurunkan risiko terjadinya patah tulang yang sering begitu mudah terjadi meski hanya dengan terpeleset di kamar mandi, turun tangga, dan lain-lain.
Yang kedua adalah gerakan takbiratul ihram. Ketika melakukan gerakan ini, maka kita akan melafalkan kalimat “Allahu Akbar”. Secara fisiologis, pengucapan huruf (A) bermanfaat untuk melapangkan sistem pernafasan, kemudian saat mengucapkan huruf berikutnya (-LOH), juga menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap reaksi pernafasan. Begitu juga pengucapan huruf terakhir (H), bermanfaat untuk membuat kontak antara paru-paru dan jantung dan pada gilirannya kontak ini dapat mengontrol denyut jantung.
Saat mengangkat tangan dalam takbiratul ihram, maka kondisi rongga dada melebar, pada saat itu, bahu terangkat sedikit, tulang-tulang rusuk juga ikut terangkat. Akibatnya, tekanan udara di dalam rongga dada mengecil dan memudahkan udara nafas masuk dengan cepat.
Yang ketiga adalah ruku’. Ruku’ adalah membungkukkan badan sedemikian sehingga punggung, leher dan kepala menjadi dalam posisi horizontal. Posisi horizontal ini memungkinkan berat badan bergeser ke depan dan tubuh seakan-akan mau terperosok ke depan. Dengan posisi yang sedemikian rupa, maka ruku’ dapat mengurangi kompresi antara ruas-ruas tulang belakang.
Yang keempat adalah sujud. Sujud adalah satu-satunya posisi di mana otak bisa lebih rendah daripada jantung. Sehingga, memberikan pengaruh terhadap perederaan darah di otak. Elastisitas pembuluh darah merupakan faktor terpenting untuk mempertahankan tekanan darah. Aliran darah yang naik karena posisi jantung lebih tinggi dari otak ini merupakan latihan otak untuk menambah elastisitas darah. Sehingga, secara tidak langsung gerakan sujud ini adalah gerakan untuk mencegah penyakit stroke dan penyakit pembuluh darah yang lain.
Yang kelima adalah duduk dalam shalat. Posisi duduk ini juga berlaku saat melakukan duduk di antara dua sujud, tasyahud awal, maupun tasyahud akhir. Manfaat dari posisi ini yaitu dapat menghentikan aliran pembuluh darah utama di tungkai sehingga menambah debit aliran darah ke otak dan organ dalam lainnya.
Selain itu, posisi duduk juga bermanfaat untuk mengembangkan sirkulasi melalui pembuluh kolateral (cabang-cabang pembuluh darah) di kedua kaki. Pada saat duduk dengan posisi di mana jari-jari kaki ditekuk juga mempunyai manfaat medis yang besar, yaitu sebagai bentuk relaksasi maksimal dari otot-otot di betis, di mana otot-otot ini paling sering mengalami nyeri karena menopang postur dan gerakan berjalan atau lari.
Yang terakhir adalah salam. Gerakan ini sebagai penanda berakhirnya shalat. Salah diucapkan dua kali disertai gerakan menoleh ke kanan dan ke kiri. Gerakan salam ini dapat sebagai metode pencegahan untuk terjadinya penjepitan saraf di bagian leher. Selain itu, gerakan tersebut dapat melatih kelenturan leher dan dapat mencegah terjadinya kondisi torticolis (kepala/ wajah selalu miring).
Subhanallah, sungguh luar biasa manfaat dari shalat itu bukan? Jadi, selagi ada kesempatan untuk beribadah lebih, yakni shalat tarawih di bulan Ramadhan, laksanakanlah. Karena, bukan hanya nikmat berupa pahala saja yang dapat kita peroleh, nikmat sehat pun, insya Allah dapat kita rasakan. []
Referensi: Tau Gak Sih Islam Itu Sehat?/Karya: Dr. Faza Khilwan Amna, MMR dan Dr. Hendri Okarisman/Penerbit: Aqwamedika