UNTUK memahami kitab suci Alquran, kita membutuhkan tafsir Alquran yang dijelaskan oleh para ulama. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya.
Alquran memiliki karakteristik, kelebihan atau keistimewaan (khosoisul quran). Dalam kitab Kaifa Nata’amal Ma’al Quranil Adzim, Syekh Yusuf Al Qardhawi menuliskan bahwa Alquran itu kitab suci yang sangat mudah dipahami (Mubayanun, Muyasarun ). Alquran dapat dipahami oleh siapa pun.
Allah SWT berfirman:
هَٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ
“(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (Alquran surat Ali Imran ayat 138).
BACA JUGA: Biografi Penulis Tafsir Al-Kabir, Imam Fakhruddin ar-Razi
“Alquran itu mudah dipahami, diingat, disebutkan. Makannya banyak sekali penghafal Alquran. Minimal hafal surat Al Fatihah walaupun dia tidak tahu mengaji. Banyak yang hafal surat pendek padahal dia tidak ngaji, karena Alquran itu mudah diingat,” kata ustaz Mulawarman Hannase seperti dikutip dari Republika.
Menukil keterangan syekh Yusuf Al Qardhawi, Ustaz Mulawarman mengatakan bahwa Alquran itu tidak seperti buku-buku filsafat yang penulisnya menggunakan bahasa-bahasa yang sudah dan sulit dimengerti pembacanya.
Alquran justru memiliki bahasa dan penyampaian yang mudah dipahami sekalipun oleh orang awam. Selain itu Alquran juga bukan sastra yang menggunakan bahasa simbol yang berlebihan dalam menyembunyikan maksudnya sehingga sulit dipahami. Sebagai kitab yang memberikan petunjuk maka Alquran bisa memberikan penjelasan bagi siapapun.
Lalu jika Alquran mudah dipahami mengapa Muslim membutuhkan Tafsir Alquran untuk mempelajari dan memahami kandungan Alquran? Mengapa untuk menggali Alquran perlu proses penafsiran yang begitu rumit?
Ustaz Mulawarman menjelaskan pada dasarnya Alquran bisa dipahami setiap manusia dengan memiliki kemampuan dasar bahasa Arab. Akan tetapi menurut ustaz Mulawarman, Alquran itu memiliki banyak dimensi seperti dimensi hukum atau syariat, dimensi teologi atau akidah, hingga dimensi moralitas atau akhlak.
Ustaz Mulawarman menjelaskan, agar makna Alquran itu lebih tepat dan lebih dalam pemahamannya, maka dibutuhkan ahli tafsir Alquran.
“Makannya kalau kita ingin memahami ayat ayat yang bicara tentang hukum, fiqih maka yang lebih pantas untuk menjelaskan ayat-ayat tersebut adalah ahli fiqih. Makannya ada yang disebut dengan tafsir ahkam, atau tafsir fiqih. Kalau kita ingin memahami ayat-ayat tentang akidah, yang lebih pantas adalah ulama yang mendalami tentnag Ilmu aqidah. Makannya ada tafsir kalami. Tafsir yang menggunakan perspektif ilmu Kalam,” katanya.
BACA JUGA: Tafsir Surat Al-Ashar
Maka dari itu para ulama berpendapat bahwa Alquran itu memiliki makna batin dan dzahir. Manusia dapat mengungkap makna Alquran sesuai dengan tingkatannya atau levelnya.
Selain itu Alquran juga menyampaikan pada manusia setiap persoalan hingga akal dan hati manusia. Alquran bisa dipahami indra dan menerangi akal serta menguatkan hati. Selain itu Alquran juga menyenangkan nurani dan mendorong manusia untuk beraktivitas. []