KEMAKSIATAN di dunia semakin merajalela. Hal ini semakin mengingatkan kita bahwa hari kiamat semakin dekat. Lalu apa sebenarnya yang menjadikan manusia semakin gemar melakukan maksiat? Apakah andil setan dalam kemaksiatan ini begitu besar sehingga kita sulit menghindarinya?
Hal pertama yang harus diingat oleh setiap muslim adalah bahwa tipu daya yang keluar dari setan itu sangat lemah.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah,” (QS. an-Nisa: 76).
BACA JUGA: Hubungan Maksiat dengan Musibah
Seharusnya, upaya setan yang mengajak manusia berbuat maksiat, tidak mampu mengalahkan semangat dan tekad kaum muslimin untuk menjalankan perintah Allah Azza Wa Jalla.
Setan adalah makhluk terkutuk yang tidak berbuat apa-apa kepada muslim yang bertawakkal kepad Allah Azza Wa Jalla.
Allah berfirman,
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya,” (QS. an-Nahl: 98 – 99).
Hal yang perlu diingat selanjutnya adalah bahwa setan sama sekali tidak mampu mengendalikan tubuh manusia dan memaksa manusia untuk berbuat maksiat. Yang dilakukan setan hanyalah mengajak manusia untuk maksiat, tidak lebih dari sebatas mengajak. Salahnya, manusia malah mengikutinya.
Sehingga yang terjadi, bukan setan memaksa mereka, tapi mereka tunduk kepada ajakan setan. Sebagaimana yang Allah firmankan,
“Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah,” (QS. an-Nahl: 100).
Karena itulah, ketika Iblis berada di neraka bersama para pengikutnya, dia sama sekali tidak mau disalahkan. Karena dia hanya mengajak, dan kalian – wahai penduduk neraka – mau mengikutinya. Maka salahkan diri kalian sendiri.
BACA JUGA: Akibat Sering Maksiat, Hal Mengerikan Ini akan Terjadi pada Hati
Dalam al-Quran Allah menceritakan pidato Iblis ketika di neraka
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diputuskan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sama sekali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan sekedar aku mengajak kamu lalu kamu mematuhi ajakankku, oleh sebab itu janganlah kamu mencela aku akan tetapi salahkan dirimu sendiri,” (QS. Ibrahim: 22).
Semoga Allah membimbing kita ke jalan yang benar, bisa menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangannya dan melindungi kita dari tipu daya setan. Allahu a’lam. []
SUMBER: KONSULTASI SYARIAH