KENAPA Nabi melarang meniup air panas?
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُتَنَفَّسَ فِى الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari bernafas di dalam wadah air (bejana) atau meniupnya.” (HR. Tirmidzi no. 1888, Abu Daud no. 3728, dan Ibnu Majah no. 3429. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
BACA JUGA: Mandi Air Panas atau Air Dingin, Lebih Sehat Mana?
Meniup air panas dalam gelas sering kali dianggap tidak aman karena beberapa alasan:
1- Nabi Melarang Meniup Air Panas: Menyebarkan Bakteri
Saat meniup air panas, bakteri dan virus yang ada di mulut kita bisa terhembus dan berpindah ke dalam minuman. Ini terutama berlaku jika kita berbagi minuman dengan orang lain, yang dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.
2- Nabi Melarang Meniup Air Panas: Perubahan Kimia dalam Air
Ketika meniup air panas, gas yang kita hembuskan (utamanya karbon dioksida) akan bercampur dengan air. Karbon dioksida (CO₂) akan bereaksi dengan air dan membentuk asam karbonat, yang dapat membuat air menjadi sedikit asam. Walaupun perubahan ini kecil dan mungkin tidak terlalu terasa, secara kimiawi ini dapat memengaruhi rasa minuman.
3- Nabi Melarang Meniup Air Panas: Risiko Keselamatan
Jika meniup terlalu kuat atau dalam kondisi terlalu panas, air panas dalam gelas bisa menciprat dan berpotensi menyebabkan luka bakar di wajah atau bagian tubuh lainnya. Ini terutama mungkin terjadi pada minuman yang sangat panas atau wadah yang terlalu penuh.
BACA JUGA: Jangan Buang Air Panas ke Toilet, Ada Jin-nya?
4- Nabi Melarang Meniup Air Panas: Etika dan Kebiasaan
Di beberapa budaya, meniup air panas dianggap tidak sopan atau kurang higienis, sehingga lebih baik mengaduk atau menunggu minuman agar dingin secara alami.
Jadi, untuk alasan kebersihan, kesehatan, dan keselamatan, lebih aman untuk menghindari meniup air panas dan menunggu hingga suhunya turun atau mengaduknya perlahan. []