JIMA (hubungan intim) setelah usia 50 tahun bagi suami tetap dapat dilakukan dengan beberapa pertimbangan.
Berikut adalah beberapa hal yang penting untuk diperhatikan:
1. Kesehatan Fisik
Setelah usia 50 tahun, kemampuan fisik mungkin mengalami perubahan akibat penuaan. Kondisi seperti penurunan kadar testosteron, penyakit kardiovaskular, diabetes, atau hipertensi dapat memengaruhi gairah seksual dan performa.
Pastikan suami menjalani gaya hidup sehat, termasuk olahraga teratur, menjaga pola makan, dan mengelola stres.
BACA JUGA:Â Â Suami Harus Paham, Ini 3 Hal tentang Jima dari Pihak Istri
2. Kesehatan Psikologis
Faktor emosional, seperti rasa percaya diri, komunikasi dengan pasangan, dan menghindari stres, sangat penting. Masalah psikologis seperti kecemasan kinerja seksual atau depresi dapat memengaruhi kualitas hubungan intim.
3. Frekuensi Jima
Tidak ada aturan pasti mengenai frekuensi jima. Hal ini bergantung pada kondisi fisik dan kesepakatan bersama pasangan. Komunikasi terbuka menjadi kunci untuk memastikan kenyamanan kedua belah pihak.
4. Konsultasi Medis jika Diperlukan
Jika suami mengalami kesulitan seperti disfungsi ereksi (impotensi) atau penurunan gairah yang signifikan, berkonsultasilah dengan dokter. Pengobatan atau terapi tertentu dapat membantu.
Obat seperti sildenafil (Viagra) bisa diresepkan oleh dokter jika diperlukan, namun penggunaannya harus diawasi karena bisa berisiko, terutama bagi yang memiliki penyakit jantung.
5. Perhatian pada Pasangan
Perubahan hormonal pada istri juga perlu diperhatikan. Setelah menopause, istri mungkin mengalami perubahan yang memengaruhi kenyamanan saat jima’ (seperti kekeringan pada vagina). Gunakan pelumas jika diperlukan, dan komunikasikan kebutuhan bersama.
BACA JUGA:Â Â Mengapa Suami Tidak Mau Lagi Jima dengan Istri? Dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
6. Aspek Spiritual
Dalam Islam, jima adalah bentuk ibadah yang bisa mempererat hubungan suami istri. Pastikan hubungan ini dilakukan dengan penuh kasih sayang dan saling menghormati.
Dengan menjaga kesehatan fisik dan emosional, suami tetap dapat menjalani kehidupan seksual yang memuaskan meski sudah berusia di atas 50 tahun. Jangan ragu untuk berbicara dengan tenaga medis atau konselor bila diperlukan. []