DALAM Islam, shalat tahajjud dianjurkan sebagai shalat sunnah yang dikerjakan di waktu malam, setelah tidur terlebih dahulu. Tidur sebelum melaksanakan shalat tahajjud menjadi salah satu sunnah atau keutamaan berdasarkan hadits Nabi ﷺ, tetapi tidak menjadi syarat sahnya. Berikut penjelasannya:
1- Tidur Sebelum Tahajjud (Keutamaannya)
Dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ biasanya tidur terlebih dahulu sebelum bangun di tengah malam untuk shalat tahajjud. Hal ini memberikan gambaran bahwa tidur dahulu merupakan sunnah yang diikuti oleh Nabi.
BACA JUGA: 3 Waktu Terbaik Shalat Tahajjud
Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim:
“Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Dawud, dan shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat Nabi Dawud. Beliau tidur separuh malam, kemudian bangun sepertiga malam, lalu tidur lagi seperenam malam.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari sini terlihat bahwa tidur sebelum tahajjud adalah bagian dari praktik yang dicontohkan Nabi ﷺ.
2- Boleh Langsung Shalat (Tanpa Tidur)
Jika seseorang tidak sempat tidur terlebih dahulu, misalnya karena khawatir kehilangan waktu atau kondisi tertentu, shalat malam tetap diperbolehkan. Dalam hal ini, shalat tersebut tetap dihitung sebagai shalat malam atau qiyamullail, namun tidak disebut “tahajjud” dalam pengertian khusus (karena tahajjud secara etimologi berarti bangun dari tidur).
BACA JUGA: 3 Keutamaan Tahajjud, Shalat Sunnah yang Tak Pernah Ditinggalkan Nabi
Ulama sepakat bahwa shalat malam tanpa tidur sebelumnya tetap berpahala dan sangat dianjurkan, terutama jika dilakukan pada sepertiga malam terakhir.
Kesimpulan
Sunnah: Tidur terlebih dahulu sebelum shalat tahajjud.
Boleh: Langsung melaksanakan shalat malam tanpa tidur jika ada alasan tertentu.
Tetaplah mengutamakan keikhlasan dan kualitas shalat, karena itu yang lebih penting. []