SUAMI satu kewajiban suami dalam rumah tangga adalah menafkahi istri dan anak-anaknya dengan rezeki yang halal dan cukup. Namun, bagaimana jika seorang suami cenderung pelit atau sulit memberikan nafkah meskipun mampu? Dalam Islam, masalah ini harus diselesaikan dengan hikmah dan penuh kebijaksanaan. Berikut ini pembahasan tentang suami yang pelit, pandangan Islam, dan cara mengatasinya.
1. Tugas Utama Suami: Memberi Nafkah
Islam menekankan bahwa menafkahi keluarga adalah kewajiban suami. Allah SWT berfirman:
“Dan kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 233)
Suami yang pelit dalam memberikan nafkah, meskipun memiliki kemampuan, telah melalaikan tanggung jawab ini. Namun, penting untuk memahami situasi terlebih dahulu sebelum memberikan penilaian.
2. Kenali Penyebab Suami Pelit
Sebelum mengambil tindakan, kenali dulu alasan suami bersikap pelit. Beberapa penyebab umum meliputi:
Trauma keuangan. Pengalaman masa lalu seperti krisis ekonomi bisa membuat suami takut mengeluarkan uang.
Pola asuh. Jika suami dibesarkan dalam lingkungan yang sangat hemat, perilaku ini mungkin terbawa hingga dewasa.
Kurang pemahaman agama. Suami mungkin tidak memahami kewajiban memberi nafkah sebagai bentuk ibadah.
Prioritas yang salah. Ada suami yang lebih fokus pada hobi atau investasi pribadi ketimbang kebutuhan keluarga.
3. Pandangan Islam tentang Suami Pelit
Islam sangat mencela sikap pelit, terutama jika merugikan orang lain, termasuk keluarga. Rasulullah SAW bersabda:
“Cukuplah seseorang dianggap berdosa jika ia menahan nafkah bagi orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Muslim)
Namun, istri tetap disarankan untuk mendekati masalah ini dengan sikap lembut dan penuh hikmah.
4. Cara Bijak Menghadapi Suami Pelit
Untuk mengatasi masalah ini, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
Komunikasi dengan lembut.
Sampaikan kebutuhan keluarga dengan nada yang baik dan penuh kasih sayang. Hindari nada menyalahkan agar suami tidak merasa terpojok.
Libatkan agama.
Ajak suami memahami pentingnya nafkah sebagai bentuk ibadah. Bisa dengan membaca hadis, mendengarkan ceramah, atau berkonsultasi dengan ustaz.
Kelola keuangan bersama.
Buat perencanaan keuangan keluarga agar suami memahami kebutuhan yang harus dipenuhi. Jelaskan pos pengeluaran dengan transparan.
Doa dan kesabaran.
Berdoalah kepada Allah SWT agar hati suami terbuka dan diberikan kelapangan untuk menjalankan kewajibannya.
5. Ketika Pelit Menjadi Berlebihan
Jika suami sangat pelit hingga melalaikan kebutuhan dasar istri dan anak, Islam memberikan hak kepada istri untuk mengambil secukupnya tanpa izin, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
“Ambillah secukupnya untukmu dan anak-anakmu dengan cara yang baik.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan konflik.
Menghadapi suami yang pelit membutuhkan kesabaran, komunikasi yang baik, dan pendekatan islami. Ingatlah bahwa keluarga adalah amanah dari Allah SWT, dan menjaga hubungan baik adalah prioritas utama. Dengan ikhtiar yang benar dan doa yang tulus, insya Allah masalah ini bisa diselesaikan dengan cara yang penuh berkah. []