SESUNGGUHNYA Shalat witir memiliki banyak keutamaan. Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkannya dalam safar apalagi ketika tidak dalam keadaan safar.
Dan shalat witir juga adalah wasiat Rasulullah kepada tiga sahabatnya, Abu Hurairah, Abu Dzar Al-Gifari dan Abu Darda ra.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa ia lebih afdhol dari seluruh shalat sunnah di siang hari, seperti shalat rawatib dan dhuha, dan lebih ditekankan lagi ketika dikerjakan pada akhir malam.
Hukum shalat witir menurut Jumhur Ulama adalah Sunnah Muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
BACA JUGA: Hukum Shalat Witir Lebih dari 1 Kali dalam Semalam
Bahkan Imam Abu Hanifah rah berpendapaf bahwa hukumnya adalah wajib.
Shalat witir dapat dilaksanakan setelah shalat isya sampai shalat Fajr, dan lebih afdhol apabila dilaksanakan di akhir malam.
Shalat ini boleh dikerjakan dengan satu raka’at saja. Rasulullah ﷺ bersabda,
من أحب أن يوتر بواحدة فليفعل
“Barangsiapa yang ingin mengerjakan shalat witir satu rakaat, makan lakukanlah.” (HR. Abu Dawud)
Dan witir lebih afdhol apabila dikerjaan sebelas raka’at, dua rakaat dua rakaat dan diakhiri dengan satu rakaat.
Shalat witir pun bisa ditunaikan dengan tiga raka’at saja. Pada raka’at pertama membaca Surat Al-A’laa. Raka’at kedua dengan Surat Al-Kafirun dan Pada Raka’at ketiga dengan Surat Al-Ikhlas.
Jumhur Ulama berpendapat bahwa shalat witir bisa diqadha bagj yang tidak sempat mengerjakannya di malam hari.
Rasulullah ﷺ bersabda,
من نام عن وتره أو نسيه فليصله إذا ذكره
“Barangsiapa yang tidur dari shalat witir atau terlupa darinya. Hendaknya ia mengerjakannya apabila ia telah mengingatnya.” (HR. Abu Dawud)
Dan disunnahkan untuk diqadha pada waktu dhuha dengan rakaat genap bukan rakaat ganjil. Maka apabila kebiasan salah seorang di antara kita mengerjakannya sebanyak tiga rakaat di malam hari, hendaknya ia mengqadha shalat witirnya dengan empat rakaat di waktu dhuha.
BACA JUGA: Shalat Witir 1 Rakaat, Bolehkah?
Setelah mengetahui keutamaan dan hukum shalat witir ini, semoga kita dapat mengamalkannya walau dengan satu rakaat sebelum tidur di malam hari. Dan amal yang paling dicintai oleh Allah adalah konsisten dikerjakan walaupun sedikit.
Terakhir, Imam Ahmad bin Hanbal rah pernah mengatakan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughny 2/118. Beliau berkata,
من ترك الوتر عمدا فهو رجل سوء،ولا ينبغي أن تقبل له شهادة
“Barangsiapa yang meninggalkan witir secara sengaja, dia adalah orang yang buruk dan tidak pantas diterima persaksiannya.” []
SUMBER: WAHDAH