DALAM Islam, jima hubungan suami istri memiliki kedudukan yang sangat mulia dan dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an dan hadits.
Beberapa poin penting mengenai jima’ (hubungan intim) suami istri menurut Islam adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jima’ dalam Islam
Ibadah: Jima’ dianggap sebagai ibadah jika dilakukan dalam batas yang halal (antara suami dan istri) dan diniatkan untuk mencari ridha Allah.
Rasulullah ï·º bersabda: “Dalam hubungan badan salah seorang dari kalian terdapat sedekah.” Para sahabat bertanya, “Apakah seseorang yang memuaskan syahwatnya juga mendapatkan pahala?” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika ia menyalurkannya di tempat yang haram, ia berdosa? Maka jika ia menyalurkannya di tempat yang halal, ia mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)
BACA JUGA:Â Â Jangan Asal Gas, Suami Perhatikan 7 Hal ini Pas Mau Jima dengan Istri!
Memenuhi naluri manusia: Allah menciptakan manusia dengan kebutuhan biologis, dan jima’ adalah cara halal untuk memenuhinya.
Melanjutkan keturunan: Salah satu tujuan dari pernikahan adalah mendapatkan keturunan yang saleh dan salehah.
2. Adab Jima’ Menurut Islam
Niat dan doa: Sebelum berjima’, disunnahkan untuk membaca doa: “Bismillah, Allahumma jannibna asy-syaithan wa jannib asy-syaithan ma razaqtana.” (Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami) (HR. Bukhari dan Muslim).
Menjaga kebersihan: Hendaknya berjima’ dilakukan dalam keadaan bersih, baik fisik maupun tempatnya.
Tidak tergesa-gesa: Suami dianjurkan untuk memberikan perhatian dan kenyamanan kepada istri, termasuk melakukan foreplay (pemanasan).
Menghindari waktu atau tempat yang terlarang:
– Tidak boleh berjima’ saat istri sedang haid atau nifas (QS Al-Baqarah: 222).
– Tidak boleh melakukan anal seks karena ini dilarang dalam Islam.
– Berhias untuk pasangan: Baik suami maupun istri dianjurkan untuk tampil menarik di hadapan pasangannya.
3. Keutamaan dan Hikmah Jima’
– Menguatkan ikatan kasih sayang: Jima’ membantu mempererat hubungan emosional antara suami dan istri.
– Mendapatkan pahala: Setiap aktivitas yang halal dan diniatkan untuk mencari ridha Allah bernilai ibadah.
– Meningkatkan kesehatan fisik dan mental: Selain sebagai ibadah, jima’ juga memiliki manfaat kesehatan secara ilmiah.
BACA JUGA:Â Istri Tidak Anggap Penting Jima dengan Suami, Apa yang Harus Dilakukan?
4. Hal yang Harus Dihindari
– Membicarakan hubungan intim kepada orang lain: Rasulullah ï·º melarang pasangan untuk menceritakan hubungan mereka kepada orang lain (HR. Muslim).
– Tidak memaksa: Suami istri harus saling memahami dan tidak boleh ada pemaksaan dalam hubungan.
Dengan menjalankan adab dan aturan ini, jima’ dalam Islam tidak hanya menjadi kebutuhan biologis tetapi juga bernilai ibadah dan menjadi sarana untuk mempererat hubungan rumah tangga. []