SEBERAPA kaya Rasulullah ﷺ?
Rasulullah Muhammad ﷺ dikenal sebagai pribadi yang hidup sederhana meskipun memiliki peluang besar untuk menjadi kaya. Kekayaan beliau dapat dilihat dari beberapa fase kehidupannya:
1. Kekayaan Sebelum Kenabian
Sebelum diangkat menjadi Nabi, Rasulullah adalah seorang pedagang yang sangat sukses. Beliau mengelola perdagangan milik Khadijah binti Khuwailid (yang kemudian menjadi istrinya).
Kejujuran dan kepiawaiannya dalam berdagang membawa keuntungan besar bagi usaha Khadijah. Melalui pernikahan dengan Khadijah, Rasulullah pun mendapatkan harta yang cukup signifikan karena Khadijah adalah seorang pengusaha kaya.
BACA JUGA: 3 Cara Bershalawat yang Benar kepada Rasulullah
2. Kekayaan Setelah Kenabian
Setelah menjadi Nabi, Rasulullah ﷺ tidak lagi fokus pada perdagangan. Kekayaan yang dimilikinya sebelum kenabian perlahan-lahan digunakan untuk kepentingan dakwah, membantu umat, dan memenuhi kebutuhan orang-orang miskin.
Rasulullah juga sering menerima hadiah, namun beliau tidak menyimpannya untuk kekayaan pribadi. Harta yang diterima biasanya langsung disalurkan kepada yang membutuhkan.
3. Kehidupan di Madinah
Ketika Rasulullah memimpin Madinah, beliau mengelola harta kaum Muslimin dengan sangat amanah. Zakat, ganimah (harta rampasan perang), dan sedekah dikelola untuk kesejahteraan umat. Rasulullah tidak mengambil keuntungan pribadi dari hal tersebut.
Bahkan, dalam beberapa riwayat disebutkan, Rasulullah sering kali hidup dalam kondisi sederhana. Kadang, dapur rumah tangganya tidak mengepul selama beberapa hari.
BACA JUGA: Perkataan Terakhir Rasulullah ﷺ kepada Fatimah
4. Akhir Hayat Rasulullah
Di akhir hayatnya, Rasulullah ﷺ tidak meninggalkan kekayaan material yang banyak. Beliau wafat dalam keadaan tidak memiliki simpanan harta berlebih. Sebagian besar hartanya sudah disedekahkan, dan beliau meninggalkan pesan untuk umat agar mengelola dunia dengan adil dan bertakwa.
Kekayaan Rasulullah sebenarnya terletak pada sifatnya yang dermawan, kejujurannya, serta kemampuannya menjaga amanah untuk umat. Rasulullah tidak pernah menjadikan harta benda sebagai prioritas, melainkan hanya sebagai alat untuk memperjuangkan kebaikan dan keberkahan. []