DEMAM Babi Afrika (African Swine Fever/ASF) adalah penyakit menular yang sangat serius pada babi, baik babi peliharaan maupun babi liar. Penyakit ini disebabkan oleh virus African Swine Fever Virus (ASFV), yang merupakan anggota keluarga Asfarviridae. ASF tidak menular ke manusia (bukan zoonosis), tetapi memiliki dampak yang sangat merugikan pada industri peternakan babi.
Karakteristik Penyakit:
Gejala Klinis pada Babi:
Demam tinggi.
Kelemahan atau tidak aktif.
Kehilangan nafsu makan.
Pendarahan pada kulit dan organ dalam (misalnya bercak merah pada telinga, perut, dan kaki).
Muntah dan diare berdarah.
Tingkat kematian yang tinggi, bisa mencapai 100% pada kasus akut.
BACA JUGA:Â Cara Deteksi Kandungan Gelatin Babi pada Makanan
Penyebaran:
Melalui kontak langsung dengan babi yang terinfeksi.
Paparan pada produk daging babi yang terkontaminasi (misalnya sisa makanan).
Vektor seperti kutu lunak (Ornithodoros spp.).
Kontaminasi lingkungan (peralatan, kendaraan, atau pakaian).
Dampak:
Tidak ada vaksin atau pengobatan khusus yang tersedia untuk ASF.
Dampak ekonomi besar akibat kematian babi, pembatasan perdagangan, dan pengurangan populasi ternak babi.
Pencegahan dan Pengendalian:
Biosekuriti:
Membatasi akses ke peternakan.
Membersihkan dan mendisinfeksi peralatan, kendaraan, dan pakaian.
Manajemen Pakan:
Tidak memberi makan babi dengan sisa makanan dari dapur atau produk babi yang tidak dimasak.
Pengawasan:
Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda klinis.
Segera melaporkan kasus yang dicurigai ke otoritas veteriner.
BACA JUGA:Â Penting Diketahui, Ini 6 Cara Membedakan Daging Sapi dengan Daging Babi!
Depopulasi:
Dalam kasus wabah, babi yang terinfeksi biasanya harus dimusnahkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Kesimpulan:
ASF adalah ancaman serius bagi peternakan babi global. Penyakit ini memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan peternak, otoritas veteriner, dan masyarakat untuk mencegah penyebarannya. []