PERKARA paling sulit bagi seseorang yang tersakiti adalah mampu memaafkan. Bahkan saat mau memaafkan pun sukar sekali menghilangkan rasa sakit. Bahayanya bisa menyisakan rasa dendam.
Dendam adalah penyakit hati. Sementara segala yang terkait dengan perkara hati hanya Allah yang bisa membolak-balikkan. Artinya bila itu sebuah penyakit yang ada di hati maka hanya Allah yang bisa mengobatinya. Lalu apa saja yang harus diperhatikan untuk menghilangkan rasa sakit hati dan dendam?
Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”(QS .Ali Imran ayat 134)
Sebelum ayat ini (QS . Ali Imran: 133), Allah mengabarkan bahwa ada surga seluas langit dan bumi yang didapatkan oleh orang bertakwa yang sifat-sifatnya disebutkan di ayat di atas. Diantaranya orang yang bisa memaafkan orang lain.
Menurut Ibnu Katsir rahimahullah, memaafkan manusia yakni mereka memaafkan orang yang menzaliminya sehingga di dalam dirinya tiada niat untuk membalas dendam pada seorang pun. Ini merupakan perilaku yang paling utama. Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman, “Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan” ini merupakan salah satu maqam Ihsan.
Di dalam sebuah hadis disebutkan seperti berikut: “Ada tiga perkara yang aku berani bersumpah untuknya, tiada harta yang berkurang karena sedekah, dan tidak sekali-kali Allah menambahkan kepada seorang hamba yang pemaaf melainkan hanya keagungan (semakin dimuliakan), serta barang siapa yang merendahkan dirinya karena Allah (tawadhu), niscaya Allah meninggikan derajatnya.”
Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang menginginkan bangunan untuknya (di surga, dimuliakan, dan derajat (pahala)nya ditinggikan, hendaklah ia memaafkan orang yang berbuat aniaya kepadanya, memberi kepada orang yang kikir terhadap dirinya, dan bersilaturahmi kepada orang yang memutuskannya.(Tafsir Ibnu Katsir QS Ali Imran:134).
BACA JUGA: 8 Perjalanan Setelah Kematian
Telah diriwayatkan melalui Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Apabila hari kiamat terjadi, maka ada seruan yang memanggil, “Di manakah orang-orang yang suka memaafkan orang lain? Kemarilah kalian kepada Tuhan kalian dan ambillah pahala kalian!”
Nasihat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam saat disakiti
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, seseorang berkata pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Ya Rasul, saya mempunyai keluarga yang saya hubungi tetapi mereka memutuskan hubungan dengan saya. Saya berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka membalas kebaikanku dengan berbuat jahat. Saya berusaha sabar dalam hal ini, tapi mereka selalu usil dan berbuat kebodohan kepadaku.”
Lalu, apa saran Rasulullah?
“Apabila keadaanmu benar seperti apa yang engkau katakan, maka seolah-olah engkau menaburkan abu panas kepada mulut mereka dan engkau selalu mendapatkan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala atas mereka selama engkau tetap berbuat yang demikian.” [HR. Muslim].
Tips supaya tidak dendam dan bisa memaafkan menurut ulama
– Ingatlah bahwa perbuatan orang itu kepada kita tidak keluar dari kehendak Allah. Allah menginginkannya itu terjadi dan ada hikmah dibalik itu.
· Ingatlah dosa-dosa kita. Karena tidaklah keburukan menimpa kita melainkan karena sebab dosa-dosa kita. Maka sibuklah dengan tobat dan istighfar.
· Ingatlah bahwa setiap penyakit hati hanya Allah yang bisa menyembuhkan maka mintalah kepada Allah agar Dia menghilangkan penyakit tersebut.
– Ingatlah pahala yang sungguh besar bagi orang yang mau memaafkan dan bersabar. “Barang siapa yang memberi maaf dan melakukan kebaikan, maka pahalanya di sisi Allah.” (QS. Asy Syuuraa: 40)
– Ingatlah bahwa memaafkan dan berbuat baik akan membersihkan hati dan memenuhinya dengan keimanan yang tinggi.
– Ingatlah bahwa dendam akan membuat jiwa menjadi hina, sedangkan memaafkan akan membuat jiwa menjadi mulia. “Tidaklah Allah menambah kepada seorang hamba dengan sikap memaafkan melainkan kemuliaan” (HR Muslim)
– Ingatlah bahwa balasan yang kita akan dapatkan sesuai dengan perbuatan yang kita lakukan. Kita pun pasti pernah berbuat zalim dan dosa. Jika kita memaafkan, Allah pun akan memaafkan kita.
– Ingatlah bahwa menyibukkan diri dengan dendam akan menghabiskan waktu dan membuat hati menjadi tidak fokus. Sehingga banyak hal-hal bermanfaat kita lewatkan. Maka jangan sampai musibah lebih besar menimpa kita.
BACA JUGA: Mengapa Allah Tidak Memberikan Kemudahan Ibadah? Ini 4 Sebabnya
– Ingatlah bahwa Rasulullah tidak pernah sekali pun dendam karena urusan pribadinya. Jika itu terjadi kepada orang yang paling mulia, bagaimana dengan kita?
– Ingatlah perintah Allah untuk membalas keburukan dengan kebaikan. “Balaslah keburukan itu dengan yang labih baik, maka tiba-tiba orang yang tadinya antara kamu dan dia ada permusuhan, menjadi seolah-olah seperti teman yang dekat.” (QS. Fushilat: 34)
– Dendam akan berefek kepada penyakit fisik, karena pikiran yang kotor, hati yang sakit hanya akan menyengsarakan diri salah satunya menimbulkan penyakit fisik.
Semoga Allah memberikan taufik agar bisa menghindarkan diri dari segala penyakit hati. Wallahu a’lam. []