KALIMAT tauhid adalah kalimat laa ilaaha illallah )).لا إله إلا الله Kalimat ini mengandung makna mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah Ta’ala, mengesakan -Nya dalam beribadah dan arti kalimat ini adalah tiada yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah ta’ala.
Kalimat ini sangat agung, dengan sebab kalimat inilah para rasul diutus, kitab-kitab diturunkan dan dalam rangka menegakkan kalimat ini maka Allah Ta’ala memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berjihad, pedang-pedang terhunus dan kuda-kuda dikendalikan.
قال الله تعالى: وَمَا أرَْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّ نوُحِي إلَِيْهِ أنََّهُ لاَ إلَِهَ إِلاَّ أنََا فاَعْبدُُ و نِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku“. [Al-Anbiya’/21: 25]
Firman -Nya:
فَاعْلَمْ أنََّهُ لاَ إلَِهَ إِلاَّ اللهُ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan Yang Hak melainkan Allah. [Muhammad/47:19].
Melafalkan tauhid bukan hanya sekedar melafalkan kalimatnya. Karena orang kafir dan munafik pun bisa melafalkannya. Namun ada konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan saat mengucapkannya. Pelaksanaan konsekuensi ini akan mempengaruhi kualitas Islam seseorang. Banyak yang sholat, puasa, zakat, atau haji tapi ternyata hatinya belum bertauhid/ mengesakan Allah atau menyekutukannya dengan selainNya.
Saat seseorang mengikrarkan diri untuk berislam maka wajib melafalkan kalimat syahadat yang di dalamnya mengandung kalimat tauhid.
Makna Syahadatain
Syahadatain adalah dua kalimat syahadat
اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدا رسول الله
Aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam adalah utusan Allah.
Kalimat syahadat adalah syarat pertama untuk menjadi muslim. Ucapan ini tidak cukup hanya dilafalkan melainkan punya konsekuensi dan pembuktian. Kalau hanya sekedar diucapkan orang munafik juga bisa melafalkannya. Atau tidak cukup dengan mengetahui arti/ makna tapi juga harus diamalkan.
Makna kalimat pertama
اشهد ان لا اله الا الله
Maknanya adalah bersaksi atau mengakui dan meyakini bahwa tiada ilah (sesembahan, tempat meminta pertolongan, tempat mengadu dll) melainkan Allah.
Kalimat pertama ini yang disebut kalimat tauhid. (Materi sebelumnya).
Kalimat ini terdiri dari 2 rukun:
• An-Nafyu: peniadaan (menafikan)
Bahwa laa artinya tidak ada. Meniadakan ilah- ilah lain selain Allah.
• Al-Itsbat: penetapan (menetapkan)
Yakni Illallah artinya kecuali Allah. Bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah.
Konsekuensinya adalah meyakini dan mengamalkan bahwa hanya Allah satu-satunya zat yang disembah dan diagungkan. Serta menafikan adanya syirik atau sekutu kepada-Nya. (Terdapat dalam QS Al-
Baqarah: 256)
Kalimat kedua adalah
واشهد ان محمدا رسول الله
Maknanya bahwa mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam adalah utusan Allah.
Konsekuensinya adalah ittiba’ (mengikuti seluruh apa yang dibawanya berupa wahyu dan menjadikan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam sebagai teladan /Uswatun Hasanah).
Kalimat kedua mempunyai 2 rukun:
• ‘abduhu (seorang hamba)
• Wa rasuluhu (sebagai utusan Allah).
BACA JUGA: Inilah Penjelasan Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma wa Sifat
Hikmah Allah mengutus Rasul dari kalangan manusia adalah agar mudah mencontohnya. Karena Rasulullah pun punya hawa nafsu, menikah, buang hajat, makan, tidur dan sebagainya. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak bisa mencontoh beliau.
Sebagaimana malaikat, tentu tidak bisa seorangpun mampu meneladaninya karena mereka tidak diberikan hawa nafsu. Dan tugasnya pun berbeda dengan manusia.
Syarat kalimat لا إله إلا اللهadalah delapan, yaitu:
1. Memahami maknanya, maksudnya dan apa-apa yang dilarangnya serta apa-apa yang menjadi tuntutannya.
قال تعالى: فَاعْلَمْ أنََّهُ لاَ إلَِهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتغَْفِرْ لِذَنبِكَ وَللِْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ يعَْ لَمُ مُتقَلََّبكَُمْ وَمَثْوَاكُ مْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. [Muhammad/47:19).
Pada riwayat Muslim di dalam kitab shahihnya.
عَنْ عثُمَْانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللََِّّ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَاتَ وَهُوَ يعَْلَمُ أنََّهُ لاَ إلَِهَ إِلاَّ اللََُّّ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Dari Utsman radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda: Barangsiapa yang mati dan dia mengetahui bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebanarnya kecuali Allah maka dia pasti masuk surga”.(HR. Muslim)
Mirisnya banyak orang mengucapkan tapi tidak memahami maknanya.
2. Keyakinan yang menghilangkan keraguan, yaitu orang yang mengucapkannya harus meyakini apa-apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat ini.
Dan jika di dalam hatinya terdapat keraguan terhadap apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat ini maka ucapannya tersebut tidak memberikan manfaat apa pun baginya.
قال تعالى: إِنمََّا الْمُؤْمِنوُنَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثمَُّ لَمْ يرَْتاَبُو ا
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu. [AlHujurat/49: 15].
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda:
أشَْهَدُ أنَْ لاَ إلِهََ إِلاَّ اللََُّّ وَأنَِ ي رَسُولُ اللََِّّ لاَ يلَْقىَ اللَََّّ بهِِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَا كٍ فِيهِمَا إِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّ ةَ
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah, maka tidaklah seorang hamba yang bertemu Allah dengan meyakini kalimat tersebut dan dirinya tidak ragu dengannya kecuali dia akan masuk surga”.(HR. Muslim)
3. Ikhlas yang menghapuskan kesyirikan. Seseorang tidak mengucpakannya karena riya’ atau sum’ah.
قال تعالى: وَمَا أمُِرُوا إِلاَّ لِيعَْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ال دِي نَ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada -Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. [Al-An’am/6: 5].
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda:
أسَْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إلَِهَ إِلاَّ اللََُّّ خَالِصًا مِنْ قِبلَِ نَفْسِ هِ
Orang yang paling bahagia dengan syaf’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan لا إله إلا الله dengan ikhlas dari dirinya”.(HR. Bukhari)
4. Kebenaran yang menghapuskan kebohongan.
Dia mengucapkan kalimat لا إله إلا اللهdengan benar bersumber dari hatinya.
قال تعالى: الم. أحََسِبَ النَّاسُ أنَ يتُرَْكُوا أنَ يَقوُلُوا آمَنَّا وَهمُْ لاَ يُفْتنَُونَ وَلَقَدْ فتَنََّا الَّذِينَ مِ ن قَبْلِهِمْ فلََيعَْلمََنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيعَْلمََنَّ الْكَاذِبِي نَ
Alif laam miim (2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. (3)Dan sesungguhnya Kami telah menguji orangorang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta [Al-Ankabut/29: 1-3].
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda:
مَا مِنْ أحََدٍ يشَْهَدُ أنَْ لاَ إلِهََ إِلاَّ اللََُّّ وَأنََّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللََِّّ صِدْقًا مِنْ قلَْبِهِ إِلاَّ حَرَّ مَهُ اللََُّّ عَلَى النَّارِ
Tidak ada seorang pun yang bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan ucapan yang benar-benar dari hatinya kecuali Allah mengharamkan dirinya dari api neraka”.
5. Cinta yang menghapuskan kebencian. Dia mencintai kalimat ini dan apa yang ditunjukkan oleh kalimat ini serta orangorang yang berbuat dengan tuntutan kalimat ini.
قال تعالى: وَالَّذِينَ آمَنُواْ أشََدُّ حُباًّ لِِّ
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. [Al-Baqarah/2: 165].
6. Mewajibkan bagi orang yang beriman untuk tunduk terhadap makna yang dikandung oleh kalimat لا إله إلا اللهbaik secara lahiriyah atau bathiniyah.
قال تعالى: وَمَنْ أحَْسَنُ دِيناً مِمَّنْ أسَْلَمَ وَجْهَهُ لله وَهُوَ مُحْسِنٌ
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada
Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, [An- Nisa’/4: 125]
7. Menerima secara totalitas dan tidak ada penolakan sedikit pun
قال الله تعالى: إنِهَُّمْ كَانوُا إِذاَ قِيلَ لهَُمْ لاَ إلَِهَ إِلاَّ اللهُ يسَْتكَْبرُِو نَ
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: Laa ilaaha illallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. [Al-Shoffat/37: 35]
8. Mengingkari setiap sesembahan selain Allah Ta’ala seperti penyembahan terhadap thogut dan menetapkan ibadah hanya kepada Allah Ta’ala semata.
قال الله تعالى: فمََنْ يكَْفرُْ باِلطَّاغُوتِ وَيؤُْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتمَْسَكَ بِالْعرُْوَةِ الْوُثْقَ ىَ
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat. [AlBaqarah/2: 256].
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Malik dari bapaknya bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda: Barang siapa yang mengucapkan لا إله إلا الله dan mengingkari penyembahan selain Allah maka harta dan darahnya menjadi haram dan perhitungan dirinya diserahkan kepada Allah”.(HR. Muslim).
Keutamaan kalimat tauhid:
1. Akan dibukakan bagi orang yang mengucapkannya, delapan pintu surga.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ubadah bin Shamit radhillahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda: Barang siapa yang mengucapkan tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Ta’ala semata, tiada sekutu bagi -Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya, dan Isa adalah hamba Allah Ta’ala dan anak dari hamba Allah Ta’ala dan kalimat -Nya yang dihunjumkan kepada Maryam dan ruh dari -Nya, dan surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya maka Allah Ta’ala akan memasukkannya ke dalam surga dari pintu mana pun Bu dari delapan pintu surga yang disukainya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Orang yang mengakui kebenaran kalimat ini sekalipun dia seorang pelaku maksiat dan dimasukkan ke dalam neraka akibat kemaksiatannya namun mereka tetap akan dikeluarkan dari api neraka.
Di dalam kitab as-shahihaini dari Anas radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda: Allah subahanhu wa ta’ala berfirman: Demi Keperkasaan -Ku, demi kemuliaan -Ku, demi kebesaran -Ku, demi keagungan -Ku, Aku akan mengeluarkannya dari neraka orang yang mengatakan ( )لا إله إلا الله.” (HR Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan oleh Al-Thabrani di dalam Almu’jamul Ausath dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersada: Barang siapa yang mengucapkan لا إله إلا اللهmaka ucapannya itu akan memberikannya manfaat pada suatu masa dan sebelum itu dia akan mendapatkan apa yang sebelumnya diperbuat oleh dirinya”.(Al-Thabrani 6/274 no: 6369)
3. Barang siapa yang mengucapkannya sebelum kematiannya dan dia meninggal atasnya maka dia masuk surga.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari Muadz bin Jabal radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلََمِهِ لاَ إلَِهَ إِلاَّ اللََُّّ دَخَلَ الْجَنَّ ةَ
Barang siapa yang akhir kalamnya لا إله إلا اللهmaka dia pasti masuk surga”.(Sunan Abu Dawud no: 3116)
4. Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah kebaikan yang paling utama
Abu Dzar berkata, ”Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.” Lalu Abu Dzar berkata lagi,”Wahai Rasulullah, apakah ’laa ilaha illallah’ merupakan kebaikan?” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Kalimat itu (laa ilaha illallah, pen) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.”
BACA JUGA: Syirik Pembatal Tauhid
5. Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah dzikir yang paling utama
Hal ini sebagaimana terdapat pada hadits yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam (hadits marfu’),
أفَْضَلُ الذِ كْرِ لاَ إلِهََ إِلاَّ اللهُ
”Dzikir yang paling utama adalah bacaan ’laa ilaha illallah’.”
6. Kalimat ‘Laa Ilaha Illallah’ adalah amal yang paling utama, paling banyak ganjarannya, menyamai pahala memerdekakan budak dan merupakan pelindung dari gangguan setan
Sebagaimana terdapat dalam shohihain (BukhariMuslim) dari Abu Hurairoh radhiyallahu ’anhu, dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, beliau bersabda,
”Barang siapa mengucapkan ’laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milikNya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” (HR. Bukhari no. 3293 dan HR. Muslim no. 7018)
Wallahu a’lam bishowab. []