ADA banyak alasan mengapa suami ingin lebih sering jima atau berhubungan intim dengan istri. Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya:
1. Dorongan Biologis & Hormonal
Pria memiliki kadar hormon testosteron yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan gairah seksual.
Seiring bertambahnya usia, dorongan ini bisa meningkat atau menurun tergantung pada kondisi kesehatan dan gaya hidup.
BACA JUGA: 8 Gangguan Kesehatan yang Dialami Suami Istri yang Jarang Jima
2. Kedekatan Emosional
Bagi sebagian pria, jima atau hubungan intim bukan hanya soal fisik, tetapi juga cara untuk merasa lebih dekat dengan istri.
Meningkatnya keintiman emosional bisa memicu keinginan lebih sering untuk berhubungan.
3. Kepuasan & Kualitas Hubungan
Jika suami merasa puas secara emosional dan fisik dalam hubungan, ia mungkin menginginkan lebih banyak momen keintiman.
Keharmonisan rumah tangga dan komunikasi yang baik juga berperan dalam meningkatkan gairah.
4. Faktor Stres atau Pelarian dari Rutinitas
Beberapa pria menjadikan seks sebagai cara untuk mengatasi stres atau tekanan pekerjaan.
Berhubungan intim bisa memberikan efek relaksasi dan meningkatkan mood.
5. Daya Tarik & Perubahan Fisik Pasangan
Jika istri semakin merawat diri atau terlihat lebih menarik, suami mungkin merasa lebih tertarik secara fisik.
Perubahan dalam cara berpakaian, perawatan diri, atau kepercayaan diri istri bisa menjadi pemicu gairah.
6. Ketakutan Kehilangan atau Rasa Cemburu
Beberapa pria mengalami dorongan untuk lebih sering berhubungan intim saat merasa ada ancaman dalam hubungan, seperti rasa cemburu atau takut kehilangan pasangan.
7. Faktor Pola Hidup & Kesehatan
Pola makan sehat, olahraga, dan gaya hidup yang baik dapat meningkatkan energi dan gairah seksual.
Konsumsi makanan tertentu seperti cokelat, alpukat, atau tiram bisa meningkatkan libido.
BACA JUGA: Hukum Suami Tolak Ajakan Istri untuk Jima
8. Perubahan dalam Pola Hubungan
Jika sebelumnya frekuensi berhubungan rendah, dan istri lebih sering merespons positif, suami bisa merasa lebih terdorong untuk berinisiatif.
Setiap pasangan memiliki dinamika hubungan yang unik. Jika perubahan ini terasa drastis atau membuat istri tidak nyaman, komunikasi terbuka adalah kunci untuk memahami kebutuhan masing-masing. []